tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan harga mie instan tidak akan mengalami kenaikan tiga kali lipat. Hal itu disampaikan Zulhas begitu sapaan akrabnya saat meninjau harga kebutuhan pangan di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (11/8/2022).
"Mie instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen," katanya dikutip dari Antara, Kamis (11/8/2022).
Lebih lanjut, dia mengklaim kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu ke Rusia membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia. Dia pun optimistis harga gandum pada September akan turun.
"Presiden pergi ke Rusia dan ternyata berhasil, gandum bebas sekarang. Jadi pasar gandum akan dibanjiri oleh Ukraina. Kemudian Australia panennya berhasil, Kanada berhasil, Amerika berhasil. Justru menurut saya, gandum pada September akan turun harganya, trennya akan turun," ungkapnya.
"Jadi kalau tiga kali tidak lah, kalau ada kemarin naik sedikit iya. Sehingga, inflasi kita 4 persen, 5 persen jadi naiknya segitu, tapi cenderung September akan turun," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperkirakan, harga mie instan akan mengalami lonjakan hingga tiga kali lipat. Hal itu imbas rantai pasok pangan bermasalah selama masa perang antara Rusia - Ukraina.
"Hati-hati yang makan mie banyak dari gandum besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya bicara ekstrem saja ini," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam webinar, Selasa (9/8/2022).
Sementara itu, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang buka suara dan menanggapi terkait potensi kenaikan harga mie instan hingga tiga kali lipat. Dia menilai kabar tersebut sangat berlebihan.
"Saya kira berlebihan," katanya ketika dihubungi Tirto, Kamis (11/8/2022).
Editor: Intan Umbari Prihatin