Menuju konten utama

Mencari Untung dari 5 Ulama Berpengaruh LSI untuk Pilpres 2019

Tim Jokowi menilai ulama berpengaruh versi LSI tak punya dampak apa-apa pada pilpres. Namun tim Prabowo berpendapat sebaliknya.

Mencari Untung dari 5 Ulama Berpengaruh LSI untuk Pilpres 2019
Pasangan Calon Presiden-Wapres Joko Widodo (kedua kanan)-Ma'ruf Amin (kanan) dan Prabowo Subianto (kedua kiri)-Sandiaga Uno (kiri) menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon Presiden dan Wapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/18

tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin cuek dengan hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dilansir Rabu (14/11/2018) kemarin. Mereka ragu dengan hasil survei terkait tokoh agama paling populer tersebut.

Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menyimpulkan demikian karena ia merasa survei kurang merepresentasikan masyarakat pedesaan alias belum mencerminkan pandangan masyarakat secara umum.

"Itu, kan, persepsi publik soal keterkenalan. Dan kami tidak tahu, survei itu apakah menjangkau masyarakat desa? Kalau surveinya masyarakat kota, ya pasti begitu hasilnya. Kalau di kota itu pasti yang terbesar itu, tapi kalau di kampung, saya rasa tidak," kata Karding kepada reporter Tirto.

Lima tokoh agama yang disebut punya popularitas serta pengaruh besar adalah Abdul Somad, Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Aa Gym, dan Rizieq Shihab.

"Mereka ini canggih dan pintar. Mungkin juga Felix Siauw karena dia aktif," kata Karding.

Implikasi dari anggapan itu adalah Karding menilai para tokoh agama yang tampil dalam survei tidak menguntungkan salah satu kandidat pada pemilu presiden tahun depan. Atau dengan kata lain, tak berdampak apa-apa bagi tingkat kedipilihan dua kandidat.

Pendapat serupa dikemukakan Juru Bicara TKN Arya Sinulingga. Memang betul banyak orang suka dan mendengar apa yang dikatakan lima tokoh agama itu, tapi belum tentu juga mengikuti preferensi politik mereka, kata Arya.

"Seperti ustaz Abdul Somad itu kan pengikut beliau juga enggak ke Prabowo juga. Ustaz Abdul Somad itu NU. Orang NU kan tidak semua ke sana. Senang sama Abdul Somad tapi belum tentu pilih Prabowo."

Beda dengan tim Jokowi-Ma’ruf, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak percaya para tokoh agama yang disebut dalam survei punya pengaruh kuat pada pemilu mendatang.

Meski begitu Dahnil enggan menyebut siapa saja ulama yang punya pengaruh besar baik untuk Prabowo-Sandiaga atau Jokowi-Ma'ruf.

"Para ulama tersebut memiliki independensi dan obyektivitas. Kami percaya beliau-beliau akan memberikan nasihat dan panduan yang baik kepada umat terkait dengan capres mana yang layak dan patut didukung. Beliau-beliau ini kami yakini sangat berpengaruh," ujar Dahnil kepada reporter Tirto.

Infografik Ci Ulama dan Efek Elektoralnya

Preferensi Politik Ulama

Dalam survei yang dilakukan pada 10-19 Oktober lalu, LSI Denny JA merekam preferensi politik masyarakat yang kerap mendengar imbauan ulama. Hasilnya, responden yang suka mendengar imbauan Arifin Ilham, Yusuf Mansur, dan Aa Gym lebih banyak mendukung Jokowi-Ma'ruf pada pilpres 2019.

Responden yang kerap mengikuti imbauan Rizieq Shihab dan Abdul Somad mayoritas memilih Prabowo-Sandiaga ketimbang petahana. Ada 54,3 persen responden pengikut imbauan Abdul Somad yang mengaku akan memilih Prabowo-Sandi.

Kemudian, 63 persen responden pengikut imbauan Rizieq Shihab mengklaim akan memberi suara kepada Prabowo-Sandiaga.

Akan tetapi, Jokowi-Ma'ruf tercatat unggul di segmen responden yang mendengarkan imbauan ulama secara umum. Responden yang mengaku tak banyak mendengar imbauan ulama juga lebih banyak memilih Jokowi-Ma'ruf ketimbang Prabowo-Sandiaga.

Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman berkata, mayoritas tokoh agama yang masuk daftar lima besar tokoh agama berpengaruh memang masih bisa dicap “netral”. Akan tetapi, pengikut para tokoh agama tersebut rata-rata sudah memiliki preferensi politik masing-masing.

"Untuk konsolidasi ulama memang selain yang lima besar ada, walaupun kecil, itu signifikan ketika diakumulasi. Misal ada nama TGB imbauannya diikuti banyak responden meski dikenal sedikit orang. Kemudian ada nama Mustofa Bisri, Said Aqil, Salahuddin Wahid, yang posisi personalnya dekat dengan Jokowi," ujar Ikrama kepada reporter Tirto.

"Tinggal sejauh mana strategi menjadikan ulama sebagai vote getter." Kata Ikrama.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Rio Apinino