tirto.id - Rentetan penembakan yang menimpa 40 orang terjadi saat "Memorial Day" di Amerika Serikat pada Minggu, (29/05/2016). Departemen Kepolisian Chicago melaporkan, satu korban tewas dan 24 lainnya cedera akibat peristiwa itu.
Penembakan berlangsung di tengah-tengah perayaan "Memorial Day", hari yang juga menandai dimulainya musim panas, antara Sabtu, (29/05.2016) siang, hingga Minggu, (30/05/2016) pagi.
Seorang pria berusia 27 tahun meninggal di lokasi pinggiran selatan Chicago dengan luka tembak di kepala pada Sabtu siang. Petugas menemukan satu senjata api di lokasi kejadian, meskipun belum jelas apakah senjata itu milik korban atau orang yang menembaknya, papar Opsir Michelle Tannehill, selaku Juru Bicara Kepolisian Chicago.
"Memorial Day" di AS biasanya dirayakan melalui pembukaan kembali Danau Michigan, pesta kembang api di Dermaga Angkatan Laut, serta berbagai acara rekreasi dan pertandingan olahraga. Di sisi lain, "Memorial Day" yang berlangsung mulai Jumat, (27/05/2016) hingga Selasa pekan ini, (31/05/2016), justru mengalami peningkatan angka kekerasan, seperti diberitakan oleh Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi, (30/05/2016). Pada tahun lalu, perayaan "Memorial Day" memakan korban 12 orang tewas dan sekitar 44 orang cedera di Chicago.
Kepolisian Chicago telah menugaskan ribuan jajarannya untuk lembur antara Jumat dan Senin untuk mengantisipasi peningkatan kekerasan saat Memorial Day. Mereka juga menyiagakan ribuan petugas berpakaian preman untuk mengamankan area-area rawan seperti di pemukiman, taman kota, dan pinggiran Danau Michigan, seperti dilaporkan oleh Chicago Tribune pada Sabtu, (28/05/2016).
Chicago, kota terbesar ketiga di Amerika Serikat, sangat terkenal di seluruh dunia karena memiliki angka kriminalitas yang tinggi. Statistik yang dikeluarkan oleh Departemen Kepolisian Chicago memperlihatkan, hingga Jumat, (27/05/2016) pagi, angka bunuh diri di Chicago melonjak 52 persen pada 2016, dibandingkan dengan priode yang sama pada 2015. Sementara itu, angka penembakan di Chicago juga naik sampai 50 persen. Pada lima bulan pertama tahun 2016 ini, sebanyak 233 orang tewas di Chicago.
Akibat seringnya aksi pidana, tingginya pajak, buntunya anggaran negara dan tingginya tingkat pengangguran, penduduk di daerah “Metropolitan Chicago” telah mulai berkurang untuk pertama kalinya sejak 1990. Secara statistik, menurut Biro Sensus AS, “Metropolitan Chicago” mencakup Kota Chicago dan pinggirannya serta membujur ke Wisconsin dan Indiana.
Data sensus memperlihatkan daerah Chicago kehilangan sebanyak 6.263 warga pada 2015, kehilangan terbesar di antara seluruh daerah metropolitan di negeri itu. Penduduk di Metropolitan Chicago sendiri berjumlah 9.5 juta. (ANT)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra