tirto.id - Seragam tandang Paris Saint-Germain (PSG) musim ini berwarna kuning. Pilihan warna ini sebagai penghargaan untuk para pemain berkebangsaan Brasil yang pernah membela PSG. Beberapa di antaranya adalah Rai, Leonardo, Ronaldinho, dan Thiago Silva. Daftar ini bisa bertambah panjang, dan nama terbaru bisa jadi adalah yang terbesar di antara semuanya.
PSG dikabarkan sedang berusaha merekrut Neymar. Ini bukan upaya pertama karena PSG sudah berusaha setidaknya dua kali; dan semuanya gagal. Yang pertama pada 2013, sebelum Neymar bergabung dengan Barcelona. Kegagalan kedua terjadi tahun lalu. Neymar memilih memperpanjang kontrak di Barcelona ketimbang pindah ke Paris.
Kabar kepindahan Neymar ke PSG kembali muncul ke permukaan pada Senin (17/7). Sport, media Spanyol, mengklaim Neymar tidak bahagia akibat terus-terusan berada di bawah bayang-bayang Lionel Messi dan Luis Suarez, sehingga ingin pergi dari Barcelona. Sumber yang sama menyebutkan bahwa PSG bersedia menebus klausus pemutusan kontrak Neymar, yang bernilai 222 juta euro.
Selasa (18/7), Marcelo Bechler, jurnalis Brasil, melalui akun Twitter-nya mengatakan bahwa Neymar telah menerima tawaran PSG. Bechler bekerja untuk Esporte Interativo. Di hari yang sama, PSG membantah kabar tersebut lewat L’Equipe. PSG mengatakan mereka tidak bersedia menebus klausul pemutusan kontrak Neymar.
Pada Rabu (19/7), ESPN FC mewartakan seorang sumber yang dekat dengan PSG mengatakan bahwa belum terjalin kesepakatan apa pun antara Barcelona dan PSG. Walau demikian, sumber yang sama mengatakan bahwa dalam waktu dekat, pembicaraan serius akan dimulai.
- Baca juga: Barcelona Menolak Menjual Neymar ke PSG
222 Juta Euro yang Murah
Proses transfer pemain melibatkan sembilan tahapan. Pada tahapan pertama, klub pembeli harus menghubungi klub penjual dan menyepakati besaran dana transfer. Setelah kesepakatan tercapai, klub pembeli baru bisa menjalin kontak dengan pemain yang mereka minati. Tahapan-tahapan berikutnya melibatkan pertukaran dokumen antara klub penjual, klub pembeli, asosiasi sepak bola yang membawahi masing-masing klub, dan FIFA.
Dengan menebus klausul pemutusan kontrak seorang pemain, klub pembeli tidak harus tawar-menawar harga dengan klub penjual. Klub penjual tidak boleh menahan pemain yang bersangkutan jika klub pembeli mampu menyodorkan dana sebesar klausul pemutusan kontrak yang tertera. Walau demikian, prosesnya sedikit berbeda jika melibatkan klub Spanyol.
Klausul pemutusan kontrak pada dasarnya adalah harga pasti seorang pemain. Tidak kurang, tidak lebih. Tidak semua klub menyertakan klausul pemutusan kontrak dalam kontrak pemain-pemain mereka, agar klub memiliki kuasa penuh atas harga jual sang pemain. Namun di Spanyol, klausul pemutusan kontrak benar-benar berarti klausul pemutusan kontrak. Hukum Spanyol mengharuskan klub-klub sepakbolanya menyertakan klausul pemutusan kontrak dalam kontrak setiap pemain.
Maka ketika pemain Spanyol diminati oleh klub pembeli, klub pembeli memberi dana kepada pemain yang bersangkutan. Dengannya sang pemain menebus kontraknya sendiri.
Merekrut pemain dari klub Spanyol, walau demikian, tidak semudah membekali pemain dengan sejumlah uang untuk menebus kontraknya sendiri. Pertama, karena nilai klausul pemutusan kontrak biasanya sangat tinggi, dan sewajarnya demikian karena klub Spanyol memanfaatkan klausul ini untuk mencegah pemain-pemain pentingnya pergi dengan mudah.
Kedua, dana yang berpindah tangan dari klub pembeli ke pemain yang bersangkutan akan dianggap sebagai penghasilan pribadi oleh otoritas pajak Spanyol, dan karenanya dikenai pajak 20 hingga 50 persen. Klub pembeli pada akhirnya harus mengeluarkan dana jauh lebih besar dari jumlah yang tertera dalam kontrak sang pemain.
Namun aturan tersebut sudah tidak berlaku sejak Oktober 2016. Otoritas pajak Spanyol tidak lagi menganggap dana transfer yang diwakilkan kepada pemain sebagai pendapatan, tetapi laba. Klub pembeli karenanya tidak harus membayar pajak pendapatan pemain yang bersangkutan.
Dengan kata lain, PSG “hanya” perlu menyodorkan 222 juta Euro kepada Neymar untuk menebus kontraknya di Barcelona. Bukan jumlah yang sedikit (bahkan rekor transfer dunia saat ini pun tidak setengahnya), namun masuk akal (baca: Putaran Nasib Para Pemain Pinjaman).
Klausul pemutusan kontrak termahal tertera dalam kontrak Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema di Real Madrid: 1 miliar Euro. Kontrak Gareth Bale, James Rodriguez, dan Luka Modric hanya bisa ditebus dengan 500 juta Euro. Agak mengejutkan melihat nilai tebusan Lionel Messi hanya 300 juta Euro, namun Messi adalah pemain istimewa yang menentukan nasibnya sendiri; 300 juta Euro dalam kontrak Messi tidak sama artinya dengan 300 juta Euro dalam kontrak Toni Kroos. Luis Suarez, Andres Iniesta, Gerard Pique, dan Sergio Busquets serta Casemiro dan Sergio Ramos masing-masing memiliki tebusan senilai 200 juta Euro.
Melihat nama-nama dan nilai-nilai yang tertera di atas, klausul pemutusan kontrak Neymar saat ini relatif murah (saat ini, karena menurut Sport, nilainya akan meningkat menjadi 250 juta Euro pada 2018). Ronaldo dan Messi lebih baik dari Neymar. Namun apa guna membayar semahal itu untuk pemain yang sisa waktu dalam kariernya tidak sebanyak Neymar, yang baru berusia 25 tahun?
Dari semua pemain di atas, hanya James dan Casemiro yang sebaya Neymar. Namun keduanya tidak sekelas Neymar. Neymar bukan hanya pemain sepak bola yang hebat, melainkan juga aset komersial yang sangat berharga. Setelah David Beckham dan Zlatan Ibrahimovic, PSG praktis belum lagi memiliki pemain yang memiliki pengaruh besar terhadap hasil pertandingan dan keuangan klub.
Neymar Buka Suara
Barcelona memang tidak boleh menolak jika PSG mampu menebus klausus pemutusan kontrak Neymar, namun PSG tetap tidak akan mendapatkan Neymar jika sang pemain menolak meninggalkan Barcelona. Keputusan akhir tetap ada pada Neymar.
Neymar sendiri tampak berusaha mendinginkan situasi lewat Goal. Pihak Goal mengirim surat elektronik kepada Neymar pekan lalu untuk meminta konfirmasi mengenai masa depan sang pemain. Neymar membalasnya pada Selasa (18/7) lalu.
- Baca juga: Pemain Mahal, Terkenal, Ternyata Gagal
“Musim lalu adalah musim terbaikku di Barcelona,” tulis Neymar dalam balasannya. “Saya telah sangat terbiasa dengan kotanya, dengan klubnya, dan saya bahagia di sini. Hal semacam itu terlihat dari performa seorang atlet.”
“Saya merasa lebih nyaman (dari musim sebelumnya) musim lalu, walau kami tidak meraih gelar yang kami inginkan. Kami tampil sangat baik dan menjalani momen-momen luar biasa. Sekarang, kami harus bekerja untuk musim 2017/18 agar semuanya lebih positif sebagai individu maupun kelompok.”
Penulis: Taufiq Nur Shiddiq
Editor: Zen RS