tirto.id - Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan menerapkan cara estafet untuk mempercepat proses evakuasi korban yang tertimbun longsor di lokasi tambang emas di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
"Kami menggunakan sistem estafet dalam mengevakuasi korban," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga (Kasi Ops) Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang, Hendri, di Kabupaten Solok, Sabtu (28/9/2024), dikutip Antara.
Hendri menjelaskan bahwa penerapan sistem estafet tersebut ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat proses evakuasi para korban yang masih terjebak atau tertimbun tanah longsor di lokasi tambang emas Nagari Sungai Abu tersebut.
Menurut Hendri, cara estafet tersebut sangat efektif dan efisien mengingat medan yang dilalui tergolong sulit dan jauh. Bahkan, untuk menuju lokasi longsor, tim gabungan harus berjalan kaki sekitar empat hingga tujuh jam.
Korban dievakuasi dari dalam hutan dengan alat yang terbilang sederhana, yaitu menggunakan tandu kayu beralaskan sarung. Para korban yang telah berhasil dievakuasi langsung dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
"Mudah-mudah dengan cara estafet ini korban lebih cepat tiba di titik aman," ujarnya.
Selain medan yang menantang dan sulit dijangkau, kondisi cuaca yang tidak mendukung juga menjadi tantangan tim gabungan untuk mengevakuasi para korban.
Dalam mengevakuasi korban longsor tersebut, Basarnas Padang menurunkan puluhan personel yang dibantu TNI/Polri, anggota BPBD Kabupaten Solok, masyarakat, dan relawan, dari berbagai lembaga.
Hendri menambahkan bahwa untuk mempercepat proses pencarian korban yang masih tertimbun tanah, tim gabungan terutama Basarnas Padang menggunakan drone termal di sekitar lokasi tambang emas.
Penulis: Antara
Editor: Fadrik Aziz Firdausi