Menuju konten utama

Mayat Ibu & Anak Ditemukan di Toren Air Tambora, Diduga Dibunuh

Tetangga korban, Surya, mengaku sempat melihat kedua TSL dan ES berselisih dengan anak lelakinya berinisial R terkait izin menikah.

Mayat Ibu & Anak Ditemukan di Toren Air Tambora, Diduga Dibunuh
Ilustrasi Garis Polisi. FOTO/Antaranews

tirto.id - Warga Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, digegerkan dengan penemuan mayat ibu dan anak dalam bak penampungan air (toren) pada Jumat (7/3/2025) dini hari, sekira pukul 01.30 WIB.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, membenarkan penemuan mayat tersebut dan menduga kedua mayat itu korban pembunuhan.

"Ya benar, dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren dalam rumah. (Diduga) korban pembunuhan," ucap Arfan dikutip dari Antara, Sabtu(8/3/2025).

Hingga kini, kepolisian masih mendalami kasus penemuan mayat ibu dan anak itu untuk mengidentifikasi pelaku.

"Kami sudah lakukan olah TKP dan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mengungkap kasus ini," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi untuk menemukan titik terang kasus tersebut.

"Kami telah minta keterangan beberapa saksi untuk membantu proses penyelidikan kasus ini," kata Arfan.

Dalam keterangan terpisah, tetangga korban, Surya, mengatakan dua orang korban yang ditemukan tak bernyawa berinisial TSL dan ES. Surya mengaku sempat melihat kedua korban berselisih dengan anak lelakinya berinisial R.

Perselisihan tersebut diduga terkait izin menikah. R disebut-sebut ingin menikah dan melangkahi kakak perempuannya yang belum naik pelaminan. Namun, korban berinisial TSL yang merupakan ibu pelaku tidak memberikan izin.

"Kakaknya sih usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok," ungkap Surya.

Surya bertemu dengan TSL terakhir kali sebelum bulan puasa Ramadan. Saat itu, ia berpapasan dan bertegur sapa dengan korban karena sudah saling mengenal. "Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010," tutur Surya.

Menurut dia, TSL tinggal bersama anak perempuannya ES, sedangkan R memilih tinggal sendiri di sebuah indekos yang tidak ia ketahui lokasinya. Rumah korban berlantai tiga, namun hanya lantai satu yang ditinggali korban. Sementara lantai dua dan tiga dijadikan kamar petakan untuk dikontrakkan.

"Kalau yang ngontrak kan masuknya dari pintu luar. Enggak menyatu sama rumah korban. Tangganya di samping," pungkas Surya.

Baca juga artikel terkait KASUS PEMBUNUHAN

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Editor: Fahreza Rizky