Menuju konten utama

Materi Pengembangan Wilayah Geografi Kelas 12 SMA

Materi pengembangan wilayah dalam mata pelajaran Geografi dipelajari di jenjang SMA tingkat kelas 12. Simak ringkasan materi selengkapnya berikut ini.

Materi Pengembangan Wilayah Geografi Kelas 12 SMA
Pemandangan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun dari atas ketinggian bukit Desa Panyang, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (3/1/2019). ANTARA FOTO/Rahmad/foc.

tirto.id - Materi tentang pengembangan wilayah terdapat dalam mata pelajaran Geografi kelas 12 SMA.

Ringkasan materi tentang pengembangan wilayah dalam Geografi mencakup pengertian, fungsi, tujuan, prinsip, teori, serta contohnya di Indonesia.

Untuk memahami materi terkait pengembangan wilayah, peserta didik dapat mencermati penjelasan berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Pengembangan Wilayah?

Definisi pengembangan wilayah secara umum adalah upaya meningkatkan, membangun, dan mengembangkan suatu wilayah dalam berbagai aspek, mulai sosial-budaya, ekonomi, lingkungan fisik, hingga kelembagaan.

Pengertian pengembangan wilayah juga dijelaskan oleh Adisasmita dalam buku Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori (2008). Menurutnya, pengembangan wilayah adalah suatu upaya menyejahterakan masyarakat melalui pembangunan wilayah dengan memanfaatkan berbagai aspek, mulai sumber daya alam, manusia, kelembagaan, teknologi, hingga prasarana fisik, secara efektif dan berkelanjutan.

Apa Fungsi Pengembangan Wilayah?

Fungsi pengembangan wilayah berkaitan erat dengan tujuan pelaksanaan tindakan tersebut. Tujuan pengembangan wilayah harus diperhatikan sehingga fungsinya dapat tercapai dengan baik. Berikut ini beberapa fungsi pengembangan wilayah:

1. Mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah

Pengembangan wilayah dilakukan agar tercipta pemerataan pertumbuhan di suatu wilayah. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi fenomena kesenjangan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, terutama dalam kesejahteraan masyarakatnya.

2. Menjaga stabilitas ekonomi nasional

Pengembangan wilayah diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional secara kondusif dan dalam jangka panjang.

3. Mendorong efisiensi pertumbuhan wilayah

Pengembangan wilayah berfungsi membentuk pertumbuhan wilayah secara efisien yang mencakup ketersediaan infrastruktur dan sarana bagi masyarakat.

Prinsip Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah dapat diwujudkan dengan memegang beberapa prinsip. H. R. Mulyanto dalam buku Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah (2008), menjelaskan 4 prinsip pengembangan wilayah sebagai berikut:

  • Pengembangan wilayah tidak hanya berfokus membangun internal wilayah tertentu, tetapi juga mendorong perkembangan wilayah di sekitarnya.
  • Keberhasilan pengembangan wilayah memerlukan kerja sama multisektoral dan antarwilayah.
  • Pola pengembangan wilayah bersifat integral. Artinya, ada keterhubungan di antara daerah-daerah yang termasuk wilayah pembangunan.
  • Mekanisme pasar dan kondisi ekonomi juga menjadi prasyarat dalam perencanaan pengembangan pembangunan wilayah.

Apa Saja Teori Pengembangan Wilayah?

Teori pengembangan wilayah secara umum berfokus pada tiga hal yakni sumber daya alam, manusia, dan teknologi. Teori tersebut mendukung pengembangan wilayah yang optimal, serta tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan alam.

Namun, ada juga tiga teori pengembangan wilayah yang lain, meliputi:

1. Teori Kutub Pertumbuhan (the growth pole theory)

Teori kutub pertumbuhan dikemukakan Francois Perroux seorang ekonom Prancis pada 1955. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan atau pembangunan tidak dilakukan di seluruh wilayah, melainkan di beberapa lokasi tertentu yang dianggap sebagai kutub pertumbuhan.

Pemilihan kutub pertumbuhan didasarkan pada konsentrasi aktivitas masyarakat yang lebih tinggi. Dengan begitu, wilayah kutub pertumbuhan itu diharapkan memberikan pengaruh positif ke wilayah sekitarnya. Situasi itu disebut dengan istilah penjalaran (spread).

Namun, terdapat sejumlah indikator untuk menetapkan suatu daerah sebagai kutub pertumbuhan, meliputi:

  • Memiliki banyak sektor kegiatan ekonomi yang saling berhubungan.
  • terdapat sektor yang saling terkait sehingga menciptakan efek pengganda.
  • Adanya konsentrasi geografis dalam suatu wilayah.
  • Bersifat mendorong daerah penyangga yang ada di sekitarnya.

2. Teori Lokasi

Teori lokasi merupakan teori yang berfokus pada pengelolaan lokasi kegiatan ekonomi semaksimal mungkin. Hal itu diharapkan mampu memberikan manfaat dan nilai tambah secara optimal ke seluruh wilayah.

Terdapat tiga subteori yang menjelaskan tentang teori lokasi, meliputi:

A. Teori sewa tanah

Teori sewa tanah dikemukakan J.H. Von Thunen pada 1982. Teori ini menyatakan bahwa nilai sewa lahan pertanian ditentukan berdasarkan jaraknya menuju pusat kota atau pasar. Semakin dekat dengan kedua lokasi tersebut, harga sewa lahan pertanian akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya.

B. Teori lokasi optimum

Teori lokasi optimum dikemukakan Alfred Weber pada 1909. Teori ini menyatakan bahwa penentuan lokasi industri mengacu prinsip biaya minimum. Semakin rendah biaya upah tenaga kerja dan transportasi di suatu wilayah, semakin bagus dijadikan lokasi industri.

C. Teori lokasi sentral

Teori lokasi sentral dikemukakan Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa model hierarki perkotaan digambarkan dengan suatu sistem geometrik berbentuk heksagonal. Lokasi pusat pelayanan paling ideal ditentukan dengan sistem geometrik tersebut.

3. Teori Agropolitan

Teori agropolitan adalah metode pengembangan wilayah yang memadukan pembangunan pertanian dan industri.

Teori ini kali pertama diperkenalkan Friedman dan Douglass pada 1978. Konsep dasarnya adalah menyamakan penyediaan fasilitas antara di kota dan di desa.

Contoh Pengembangan Wilayah di Indonesia

Pengembangan wilayah di Indonesia masih terus dilakukan pemerintah. terutama wilayah timur dan barat Jawa. Bentuk pengembangan wilayah yang dilakukan di antaranya adalah pembangunan sarana-prasarana antarpulau.

Berikut ini contoh pengembangan wilayah di Indonesia dalam pelayaran dan penerbangan:

1. Penyediaan Pelayaran

  • Pelayaran nusantara secara rutin mulai pelayaran feri, pelayaran kapal kecil antarpulau, pelayaran lokal, pelayaran tongkang dan pelayaran rakyat serta pelayaran khusus.
  • Pelayaran tanker minyak bumi dan pelayaran tanker nabati.
  • Pelayaran samudera ke dalam maupun luar negeri.

2. Penyediaan Penerbangan

  • Penerbangan teratur dan tetap pada rute tertentu yang biasanya digunakan penumpang, barang, dan pos.
  • Penerbangan tidak berkala seperti carteran atau sewaan.
  • Penerbangan pelengkap yang hanya menampung 15 orang atau sejenis taksi udara.
  • Penerbangan khusus kerja untuk keperluan survei udara, penyemprotan hama, pemadam kebakaran hutan, hingga hujan buatan.
  • Penerbangan untuk kepentingan umum, instansi, pelatihan penerbangan, hingga olahraga.

Baca juga artikel terkait GEOGRAFI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin