Menuju konten utama

Model Pengembangan Wilayah di Negara Berkembang dalam Geografi

Pembangunan wilayah di negara-negara berkembang cenderung diarahkan kepada upaya penanganan kemiskinan penduduk.

Model Pengembangan Wilayah di Negara Berkembang dalam Geografi
Ilustrasi Geografi. foto/Istockphoto

tirto.id - Menurut ilmu geografi, model pengembangan atau pembangunan wilayah di negara berkembang berbeda dengan yang ada di negara maju.

Pada negara-negara maju model pengembangan wilayah dilakukan menggunakan sistem desentralisasi atau terpusat.Menurut Eko Titis Prasongko dan Rudi Hendrawansyah dalam Geografi sistem tersebut membentuk model pola tertentu, seperti metropolis menyebar, metropolis galaktika, metropolis bintang, hingga metropolis cincin.

Di sisi lain, model pembangunan wilayah di negara berkembang lebih kompleks. Tidak seperti negara maju, negara berkembang tidak memiliki tata ruang yang baik ataupun pola pengembangan yang jelas. Menurut Prasongko dan Hendrawansyah negara berkembang cenderung menunjukkan pola ketidakteraturan dan kesemerawutan.

Akibatnya, pembangunan menjadi lebih lambat meskipun terus menerus dilakukan. Kondisi tersebut kemudian memicu beberapa kondisi, termasuk:

  • munculnya pemukiman-pemukiman kumuh karena harga tanah serta properti di suatu wilayah meroket;
  • munculnya pusat-pusat kejahatan di daerah padat penduduk;
  • munculnya paradoks berupa pembangunan gedung-gedung megah menyebabkan lebih banyak terciptanya pemukiman kumuh;
  • kesenjangan akibat proses pembangunan tidak merata, menyebabkan munculnya wilayah-wilayah yang tidak tersentuh pembangunan (wilayah terpencil).

Model Pengembangan Wilayah di Negara Berkembang

Menurut Bagja Waluya dalam Geografi SMA/MA 3 pembangunan wilayah di negara-negara berkembang cenderung diarahkan kepada upaya penanggulangan kemiskinan penduduk. Selain itu, peningkatan kemajuan kegiatan atau aktivitas kota juga turut menjadi program pengembangan wilayah berkembang.

Di negara berkembang tenaga kerja lebih banyak diserap pada sektor infromal daripada sektor formal. Hal ini kemudian sangat mendukung aktivitas kehidupan kota.

Sektor informal sendiri adalah sektor kerja berupa unit usaha kecil, tidak terorganisir, dan tidak resmi. Contohnya seperti nelayan, petani, pedagang kaki lima, dan sebagainya.

Sehingga banyak negara-negara berkembang yang mengembangkan wilayahnya di sektor agraris seperti perkebunan atau pertanian, hingga sektor ekstraktif seperti pertambangan.

Infografik SC Negara Berkembang

Infografik SC Negara Berkembang. tirto.id/Fuad

Upaya Pengembangan Wilayah di Indonesia

Indonesia, sebagai negara berkembang tidak hanya fokus di pengembangan sektor agraris dan ekstraktif, melainkan juga pengembangan infrastruktur akses wilayah dan transportasi.

Beberapa upaya pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia di bidang transportasi dan pengembangan infrastruktur, antara lain:

  • Penyediaan pelayaran lokal dan internasional.
  • Penyediaan penerbangan umum seperti pesawat penumpang, barang, dan pos.
  • Penyediaan penerbangan khusus untuk pendidikan, olahraga, dan penanganan bencana.
  • Perencanaan penggunaan wilayah dengan tetap melindungi wilayah cagar alam, hutan lindung, dan wilayah binaan.
  • Penyediaan jalan lintas kota, provinsi, hingga pulau untuk mempermudah akses distribusi produk maupun jasa.

Pengembangan wilayah tersebut harus mempertimbangkan kondisi globalisasi serta kebudayaan setempat. Menurut Waluya, pengembangan wilayah di Indonesia perlu mempertimbangkan perencanaan wilayah, berupa:

  • Memusatkan perhatian pada masalah-masalah sosial, seperti perkembangan wilayah-wilayah lain di sekitar pembangunan (hinterland). Sebagai contoh, Jakarta memperhatikan daerah sekitarnya, yaitu Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
  • Memusatkan perhatian pada wilayah yang pendudukanya lebih banyak menganggur dan kondisi industrinya dalam keadaan terhenti atau stagnan.
  • Memperhatikan wilayah pedesaan dengan pengembangan sektor pertanian ataupun pariwisata.

Baca juga artikel terkait GEOGRAFI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora