tirto.id - Kemajuan sebuah negara dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari pendapatan per kapita, kesejahteraan masyarakat, hingga sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya, setiap negara harus mengetahui cara meningkatkan SDM.
SDM merupakan faktor penting dalam pembangunan nasional. Tanpa adanya SDM berkualitas, banyak aspek pembangunan akan terhambat. Misalnya, tidak ada SDM yang bagus untuk mengembangkan teknologi dalam negeri, padahal itu sangat penting di era teknologi Industri 4.0.
Indonesia termasuk sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar. Hal itu dihadapkan menjadi penunjang dalam upaya pembangunan nasional dalam aspek kualitas SDM yang baik. Lantas bagaimana kualitas SDM di Indonesia? Bagaimana pula cara meningkatkan sumber daya manusia?
Indikator Kualitas Sumber Daya Manusia
Data sumber daya manusia di Indonesia dapat diukur berdasarkan indikator kualitas sumber daya manusia, atau disebut juga Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Menukil laporan Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Sumber daya manusia yang berkualitas akan berpengaruh dalam peningkatan kemampuan penduduk mengelola sumber daya alam. Indikator kualitas sumber daya manusia terdiri atas tiga dimensi, meliputi:
- Kesehatan (Umur panjang dan hidup sehat)
- Pengetahuan (dapat diukur berdasarkan tingkat pendidikan)
- Standar hidup layak
Data Sumber Daya Manusia di Indonesia
Data sumber daya manusia di Indonesia dirilis setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik. Ringkasan laporan data sumber daya manusia di Indonesia bisa disimak berdasarkan tiga indikator yang sudah disebutkan di atas.
1. Umur panjang dan hidup sehat
Berdasarkan laporan Indeks Pembangunan Manusia 2022 dari BPS, data kualitas sumber daya manusia dalam aspek usia harapan hidup (UHH) mencapai 71,85 tahun.Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, usia harapan hidup Indonesia meningkat 0,39 persen.
2. Pendidikan atau pengetahuan
Indikator kualitas sumber daya manusia yang selanjutnya adalah berdasarkan dimensi pengetahuan atau pendidikan. Data BPS mengukur tingkat pendidikan manusia Indonesia berdasarkan rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS).RLS adalah jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk berumur 25 ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Sementara itu, HLS adalah harapan jumlah tahun lamanya sekolah yang dijalani oleh anak usia 7 di masa mendatang.
Pada 2022, rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 ke atas di Indonesia adalah 8,69 tahun. Artinya, rata-rata penduduk berumur 25 ke atas menyelesaikan pendidikannya hingga SMP kelas
VIII. Dibandingkan tahun sebelumnya, angka itu tergolong naik sebesar 1,76 persen.
Sementara itu, HLS di Indonesia adalah 13,10 tahun. Artinya, penduduk usia 7 ke atas diharapkan dapat menyelesaikan pendidikan hingga level perguruan tinggi tahun pertama dengan aksesibilitas pendidikan stagnan. Angka ini naik 0,02 tahun dibandingkan tahun 2021.
3. Standar hidup layak
Indikator kualitas sumber daya manusia yang ketiga adalah berdasarkan standar hidup. Itu ditentukan berdasarkan pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan.Indikator ini menggambarkan kemampuan daya beli masyarakat dalam periode tertentu.
Pada 2020, pengeluaran riil per kapita per tahun di Indonesia hanya 11.013.000 rupiah. Pada 2021, capaian indikator ini naik menjadi 11.156.000 rupiah. Pada 2022, angkanya naik menjadi 11.479.000 rupiah.
Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia?
Pengembangan sumber daya manusia di Indonesia merupakan bagian dari proses dan tujuan dalam pembangunan nasional. Dalam hal ini, Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan untuk mengatasi ketertinggalan dari negara maju lainnya. Salah satunya upayanya adalah dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas bangsa melalui pembangunan sumber daya manusia.
Dalam rangka meningkatkan SDM yang unggul di Indonesia, terdapat beberapa hal yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan kualitas SDM tersebut, antara lain yaitu :
- Melakukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh terutama kualitas pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja sehingga hal tersebut dapat mewujudkan sistem pendidikan yang baik dan bermutu.
- Memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa (character building) melalui penguatan peran agama dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
- Peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai diklat, kompetensi, serta pembinaan sehingga tercipta tenaga kerja yang profesional dan terampil sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal ini merupakan salah satu faktor keunggulan dari suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global.
- Pembinaan dan pengembangan generasi muda sebagai penopang utama dalam roda pembangunan. Dari pemberdayaan generasi muda ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi sehingga mampu berkontribusi dan memenangkan persaingan global.
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Fadli Nasrudin