Menuju konten utama

Masyarakat Makin Gemar Bertransaksi Digital Ketimbang ke Bank

PwC menyebutkan ada penurunan transaksi di kantor bank sejak 2015.

Masyarakat Makin Gemar Bertransaksi Digital Ketimbang ke Bank
Ilustrasi Digital Banking. FOTO/Istock

tirto.id - Industri perbankan harus mengantisipasi kecenderungan masyarakat yang kian gemar bertransaksi melalui saluran digital. Dengan meningkatnya transaksi keuangan berbasis digital tersebut, maka kegiatan bertransaksi yang dilakukan di kantor bank bakal relatif menurun.

Dalam laporan survei terbaru Indonesia Banking Survey 2018, kantor akuntan publik PricewaterhouseCoopers (PwC) menyebutkan ada penurunan transaksi di kantor bank sejak 2015.

“Di lima tahun ke depan, kami telah memprediksi bahwa banyak bank akan mengembangkan transaksi lewat digital, karena semakin sedikit konsumen yang berjalan memasuki bank. Itu terlihat dari jumlah bank yang semakin sedikit dan aktivitas (digital) seperti yang sudah kita lihat sekarang,” ujar Siew Chan-Cheong, Direktur Strategy& yang masih merupakan bagian dari jaringan PwC di Hotel JW Marriot, Jakarta pada Selasa (27/2/2018).

PwC mencatat setidaknya 75 persen responden yang masih melakukan transaksi secara konvensional pada 2015. Dua tahun kemudian, jumlah responden menurun hingga 45 persen. Untuk di tahun ini sendiri, PwC memprediksi responden yang masih pergi ke bank hanya tinggal 35 persen.

Temuan itu ternyata berbanding terbalik dengan jumlah responden yang bertransaksi melalui saluran digital. Pada 2015, tercatat hanya 10 persen responden yang melakukannya. Jumlahnya meningkat pada 2017 menjadi 20 persen. PwC memproyeksikan jumlah responden akan terus naik di tahun ini menjadi 35 persen.

Menurut PwC, transformasi digital banyak dilakukan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dan 4. Sedangkan untuk bank-bank yang relatif lebih kecil, meskipun telah mengupayakan transformasi digital namun cenderung lebih lambat.

“Tren seperti itu akan terus berlanjut. Bank yang bisa bertahan ialah yang merespons keinginan konsumen serta mampu memenuhi kebutuhan saat ini yang serba digital,” kata Siew.

Kendati PwC mengklaim jumlah transaksi di bank semakin rendah, namun nilai transaksi secara konvensional dinilai masih tinggi. Untuk itu, perubahan yang dilakukan pada aspek teknologi lebih kepada mengikuti arus perubahan zaman serta memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin familiar dengan gerakan nontunai.

Masih dalam kesempatan yang sama, Financial Services Leader PwC Indonesia David Wake menekankan bahwa industri perbankan bakal mengalokasikan anggarannya lebih banyak untuk pengembangan teknologi. David pun mengindikasikan bahwa temuan tersebut lebih kurang sama dengan hasil survei yang dikeluarkan PwC pada tahun lalu.

“Saya rasa sudah disampaikan dengan jelas pada survei bahwa di 2018 ini (perbankan) akan lebih berkonsentrasi terhadap hal-hal yang dapat berdampak kepada konsumen, seperti e-banking, website, dan aplikasi,” ungkap David.

Baca juga artikel terkait TRANSAKSI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora