Menuju konten utama

Ma'ruf Amin Tak Ingin Stunting Jadi Beban Demografi RI pada 2045

Wapres Ma'ruf Amin mengatapan pemerintah teleh menurunkan angka stunting 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021.

Ma'ruf Amin Tak Ingin Stunting Jadi Beban Demografi RI pada 2045
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.

tirto.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya penurunan angka stunting atau kekerdilan pada anak di Indonesia. Ia tak ingin Indonesia memikul beban demografi akibat stunting pada 2045.

"Saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kami harapkan betul-betul mempunyai generasi emas yang mampu membawa Indonesia pada kemajuan, dan bukan generasi yang menjadi beban demografi akibat dari adanya stunting," kata Maruf Amin saat acara peluncuran buku 'Melangkah Maju: Inisiatif Lokal dalam Menurunkan Stunting di Indonesia', Selasa (31/5/2022).

Ma'ruf mengatakan pemerintah telah menerbitkan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting. Ia mengklaim pemerintah berhasil menurunkan angka stunting lebih dari 5 poin.

"Patut disyukuri prevalensi stunting kini menurun signifikan dari 30,8 persen pada 2018, menjadi 24,4 persen pada 2021," kata dia.

Menurut Ma'ruf, pemanfaatan kearifan lokal dan karakteristik wilayah penting demi memudahkan pelaksanaan program pemberantasan stunting. Ia menilai buku yang terbit dapat menjadi pegangan dalam penurunan stunting.

"Bagi saya, buku ini bukan sekadar dokumentasi praktik baik di lapangan, melainkan juga bentuk penghargaan bagi pahlawan lokal atas perjuangan mereka," kata dia.

"[Buku ini] sebagai media pemantik gagasan inovatif bagi semua pelaku dan mitra, dalam upaya percepatan penurunan stunting di seluruh tingkatan pemerintahan," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait STUNTING PADA ANAK atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan