Menuju konten utama

Ma'ruf Amin: Ngomongnya Hargai Ulama Tapi Cawapresnya Bukan Ulama

"Ada pula sono ngomongnya menghargai ulama, tapi usul Ijtima Ulama nggak didengerin gitu loh. Malah wakilnya bukan ulama," ujar Ma'ruf Amin. 

Ma'ruf Amin: Ngomongnya Hargai Ulama Tapi Cawapresnya Bukan Ulama
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berbincang seusai mendaftarkan diri di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Ma'ruf Amin, calon wakil presiden (cawapres) untuk Jokowi menyindir koalisi Prabowo Subianto yang mengabaikan hasil rekomendasi Ijtima Ulama GNPF menjadikan ulama sebagai cawapres. Menurutnya menjadikan ulama sebagai cawapres hanya sebatas wacana. "Ada pula sono ngomongnya menghargai ulama, tapi usul Ijtima Ulama enggak didengerin gitu loh. Malah wakilnya bukan ulama," ujar Ma'ruf di kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (10/8).

Rais Aam PBNU ini memang tak menyebut siapa pihak "sono" yang ia maksud. Namun jelas alamat ucapan itu mengarah ke koalisi Prabowo Subianto sebab rekomendasi Ijtima Ulama GNPF ditujukan kepada Prabowo.

Ma'ruf juga bercerita ihwal pemilihan dirinya sebagai cawapres Jokowi. Menurutnya, sejak awal dirinya tak pernah bersiap-siap dan berniat menjadi cawapres. "Bahkan ketika kemarin sore saya biasa saja di MUI kumpulkan dana untuk Lombok. Terus pak Romi [Ketua Umum PPP] telepon saya setengah 5 [...] Jadi jam 5 juga Ibu Mega [Ketum PDIP] nelepon saya. Saya sudah katakan, saya nyaman di jalur ini. Tapi kalau negara membutuhkan, saya siap," ujarnya.

Prabowo pada Kamis (9/8) malam mengumumkan Sandiaga sebagai cawapres. Keputusan ini dinilai sebagai antiklimaks dari hasil Ijtima Ulama GNPF yang merekomendasikan nama Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai cawapres Prabowo.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Jay Akbar