Menuju konten utama

Marak Kontak Palsu di Google Maps, Bank Minta Nasabah Waspada

Scammer memberikan informasi nomor BTN Call palsu dengan tujuan mengambil data pribadi nasabah perbankan.

Marak Kontak Palsu di Google Maps, Bank Minta Nasabah Waspada
Ilustrasi google maps. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Deskripsi alamat kantor cabang dan nomor telpon perbankan banyak disusupi scammer beberapa waktu belakangan di Google Maps. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, hingga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah deretan bank besar yang menjadi sasaran tindakan pengubahan alamat dan nomor telpon menjadi alamat dan nomor WhatsApp palsu.

Menanggapi hal ini, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias Bank BTN pun mengingatkan nasabahnya untuk dapat berhati-hati dengan modus penipuan ini saat melakukan pencarian lokasi ATM maupun kantor cabang melalui aplikasi besutan Google itu. Pasalnya, scammer memberikan informasi nomor BTN Call palsu dengan tujuan mengambil data pribadi nasabah perbankan.

"Waspada terhadap segala bentuk penipuan dengan tidak memberikan data pribadi maupun perbankan seperti PIN, CVV dan kode OTP," tulis manajemen BTN, dalam keterangan resminya, dikutip Tirto, Kamis (15/8/2024).

Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman, mengungkapkan nomor WhatsApp yang tertera dalam deskripsi alamat kantor cabang bank pelat merah tersebut adalah informasi tak resmi. Dalam hal ini, dia turut menegaskan kalau perbankan tidak pernah memberikan informasi tak resmi kepada nasabah.

Sebaliknya, informasi yang diberikan kepada publik hanya dapat diakses melalui layanan Mandiri Care 14000, laman resmi Bank Mandiri, serta kanal komunikasi resmi lainnya termasuk akun media sosial resmi.

"Sehubungan dengan adanya oknum yang mengaku sebagai perwakilan Bank Mandiri dan menyebarkan informasi nomor telepon palsu di pencarian kantor cabang Bank Mandiri, kami telah mengambil langkah-langkah preventif untuk mengatasi dan mencegah upaya penipuan mengatasnamakan Bank Mandiri," kata Usman, saat dikonfirmasi Tirto.

Untuk menindaklanjuti modus penipuan ini, Bank Mandiri telah bekerjasama dengan pihak berwenang dan platform digital terkait dalam memastikan kebenaran informasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah Bank Mandiri.

"Kami mengimbau agar seluruh masyarakat berhati-hati dan selalu memastikan bahwa informasi yang diterima berasal dari sumber tepercaya serta melaporkan kepada Bank Mandiri jika menemukan informasi yang mencurigakan," ucap Usman.

Terpisah, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan kejahatan di sektor perbankan yang terjadi belakangan banyak menggunakan modus penyertaan akun sosial media dan website palsu atas nama Bank BRI. Selain itu, terbaru para scammer juga berusaha menjaring mangsanya lewat upaya mengubah nomor telepon yang tercantum di kolom alamat mesin pencari Google.

Terkait hal tersebut, perseroan telah berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mencegah berbagai modus penipuan, termasuk dengan menghapus informasi-informasi palsu yang mengatasnamakan BRI. “BRI telah aware dan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait sebagai upaya recovery dan antisipasi berbagai modus kejahatan,” ujar Hendy.

Dengan munculnya berbagai informasi palsu yang mengatasnamakan BRI, Perseroan juga mengimbau seluruh nasabah untuk waspada kepada segala bentuk modus penipuan dan kejahatan perbankan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Hendy menegaskan, BRI hanya menggunakan saluran resmi website dan sosial media terverifikasi sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas.

"Dengan alamat atau akun sebagai berikut: Website: www.bri.co.id; Instagram : bankbri_id; X/Twitter : bankbri_id, kontak bri, promo_bri; Facebook : Bank BRI; Youtube: Bank BRI; Contact BRI di nomor 1500017 & Chat Sabrina melalui WhatsApp di 0812 1214 017," rincinya.

Terkait hal ini, Google Indonesia mengakui bahwa banyak informasi salah yang tercantum pada profil bisnis beberapa perbankan. Hal ini terjadi karena sedang ada masalah teknis yang berdampak pada perubahan informasi pada sejumlah profil bisnis perusahaan perbankan.

"Kami mengalami masalah teknis yang berdampak pada perubahan informasi pada sejumlah profil bisnis dan telah menerapkan perbaikan untuk mencegah terjadinya perubahan yang salah lagi. Kami juga dalam proses memulihkan informasi yang akurat," tulis manajemen Google Indonesia dalam akun X resminya, @googleindonesia dikutip Kamis (15/8/2024).

Meski begitu, Google Indonesia memastikan usulan perubahan profil bisnis harus berasal dari pengguna, dengan profil yang dapat dicantumkan berasal dari informasi yang benar.

"Kebijakan kami dengan jelas menyatakan bahwa usulan perubahan dari pengguna harus berdasarkan informasi yang sebenarnya dan tim kami bekerja sepanjang waktu untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan," sambung Google Indonesia.

Baca juga artikel terkait PERETASAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang