Menuju konten utama

Manfaat Tawas untuk Ketiak dan Cara Memakainya, Apakah Aman?

Beberapa kalangan masyarakat meyakini bahwa tawas untuk ketiak bisa jadi pengganti deodoran. Benarkah ada manfaat tawas ketiak?

Manfaat Tawas untuk Ketiak dan Cara Memakainya, Apakah Aman?
Tawas atau Alum. foto/istockphoto

tirto.id - Tawas adalah bentuk hidrasi dari kalium yang memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Tawas berbentuk kristal dan memiliki sifat isomorf. Kristal tawas ini mudah larut dalam air, dengan kelarutan yang bervariasi tergantung pada jenis logam dan suhu.

Nurrahman dan J.T. Isworo dalam Prosiding Seminar PATPI Malang (2002) menjelaskan, biasanya tawas digunakan untuk menjernihkan air, campuran kosmetik, pewarna tertentu, dan penyamakan kulit. Selain itu, tawas dapat meningkatkan kualitas pangan, misalnya dalam pembuatan manisan lidah buaya.

Tak hanya itu, ternyata tawas juga dapat dimanfaatkan untuk merawat ketiak. Tawas untuk ketiak memiliki berbagai manfaat yang membantu menjaga kebersihan dan kesehatan kulit.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang manfaat tawas untuk ketiak, cara menggunakan, dan tingkat keamanannya. Meskipun tawas untuk ketiak sudah umum digunakan, keamanannya masih sering dipertanyakan.

Manfaat Tawas untuk Ketiak

Dalam Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 (2024) dijelaskan, tawas atau aluminium kalium sulfat efektif dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati pada ketiak. Selain itu, tawas digunakan untuk merawat dan memutihkan kulit ketiak.

Kandungan tawas juga terbukti dapat mengurangi volume keringat yang dihasilkan. Sesuai dengan fungsinya sebagai antiperspiran, tawas bekerja menyempitkan saluran keringat dan mengurangi jumlah cairan yang dihasilkan. Untuk memahami lebih lanjut, berikut beberapa manfaat tawas untuk ketiak.

1. Mengontrol keringat

Penelitian menunjukkan bahwa tawas dapat mempersempit saluran keringat dan mengurangi jumlah cairan yang keluar, tetapi bukan menghentikan produksi keringat. Dengan sifat astringennya, tawas membantu mengontrol keringat berlebih sehingga menjadikannya efektif sebagai antiperspiran.

2. Mengencangkan kulit

Tawas ketiak memiliki efek astringen yang dapat mengurangi jumlah keringat hingga 25 persen. Dinukil dari situs Onlymyhealth, sifat astringen alami ini dapat membantu mengencangkan kulit, mengurangi tampilan pori-pori yang membesar, dan membuat kulit ketiak lebih halus.

3. Mencerahkan kulit

Sifat astringen tawas juga membantu mencerahkan area hiperpigmentasi, memudarkan flek hitam, dan meratakan warna kulit di daerah ketiak.

4. Eksfoliasi lembut

Tawas untuk ketiak juga dapat berperan sebagai eksfoliator lembut, mengangkat sel-sel kulit mati yang bisa menyebabkan kegelapan, sehingga ketiak terlihat lebih cerah dan sehat.

5. Mencegah pertumbuhan bakteri

Tawas bersifat antimikroba yang signifikan terhadap bakteri Staphylococcus epidermisis. Kemampuan ini menjadikan tawas sebagai alternatif pengobatan yang potensial untuk mengatasi infeksi bakteri dan dasar untuk pengembangan produk antimikroba.

6. Mengatasi bau badan

Deodorant stick yang mengandung tawas terbukti efektif dalam mengurangi bau badan. Penelitian menunjukkan bahwa kapas yang menggunakan deodorant tawas lebih ringan dibandingkan kapas yang tidak menggunakannya. Hal ini membuktikan bahwa deodoran tawas efektif dalam mengendalikan produksi keringat dan bau badan.

Cara Menggunakan Tawas untuk Ketiak

Cara menggunakan tawas untuk ketiak dapat dilakukan sesuai jenis produknya. Saat ini setidaknya ada tiga jenis tawas untuk ketiak, yakni dalam bentuk batu tawas halus, spray (tawas dan air), serta tawas bubuk. Berikut penjelasannya.

A. Batu tawas

Batu tawas ketiak berbentuk halus dengan sisi lengkung mirip deodoran. Cara menggunakannya, batu tawas dibasahi sedikit dengan air, kemudian dioleskan pada kulit ketiak.

Batu tawas ini juga cocok digunakan pada ketiak setelah dicukur. Dilansir dari Medical News Today, setelah mencukur rambut ketiak, bilas kulit ketiak dengan air dingin. Basahi balok tawas dalam air dingin, lalu usapkan langsung ke kulit ketiak. Biarkan residu tawas meresap selama beberapa detik sebelum dibilas. Setelah itu, aplikasikan pelembab atau aftershave untuk menenangkan kulit.

B. Spray tawas

Spray tawas merupakan produk campuran tawas dan air yang semakin populer digunakan karena kemudahannya. Spray tawas ketiak ini biasanya juga digunakan dengan tambahan wewangian, misalnya menggunakan air mawar.

C. Tawas bubuk

Tawas dalam bentuk bubuk atau bedak adalah versi yang lebih tradisional dari penggunaan tawas untuk mengatasi bau badan pada ketiak. Tawas bubuk masih banyak digunakan hingga saat ini.

Amankah Tawas untuk Ketiak?

Dinukil dari Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 11, No. 2 (2024), tawas memiliki pH sekitar 4, sesuai dengan batasan pH kulit manusia (4,5-7). Hal ini menunjukkan bahwa tawas tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada jaringan kulit ketiak.

Selain itu, tawas dikenal memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu mengatasi infeksi bakteri, seperti yang disebabkan oleh Staphylococcus epidermisis. Temuan ini mendukung bahwa tawas tidak hanya efektif sebagai antiperspiran untuk mengurangi produksi keringat, tetapi juga aman sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit sehari-hari.

Namun, dalam artikel “Alum for Skin: Uses, Benefits, and Safety” (2023) oleh Zia Sherrel di situs Medical News Today disebutkan, tawas dapat menyebabkan efek samping berupa kesemutan, sesak, kekeringan, dan gatal-gatal pada kulit. Selain itu, beberapa orang mungkin mengalami alergi terhadap tawas, meskipun bukti kuat masih sulit ditentukan.

Produk deodoran yang mengandung tawas juga dapat mengandung bahan alergen umum seperti wewangian, propilen glikol, atau minyak esensial. Bahan alergen ini dapat menimbulkan masalah tertentu pada ketiak, termasuk terjadinya iritasi. Apabila ada tanda-tanda tidak cocok, segera bilas ketiak untuk menghilangkan produk dari ketiak secara menyeluruh.

Baca juga artikel terkait PERAWATAN TUBUH atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin