tirto.id - Mereka yang sudah berusia lanjut (lansia) menjadi kelompok paling rentan mengalami dampak fatal jika terkena infeksi virus corona (Covid-19). Dampak lebih fatal, termasuk kematian, bisa terjadi jika sebelum terinfeksi virus corona pasien lansia sudah mempunyai komorbid, atau penyakit penyerta, seperti hipertensi, diabetes, sakit jantung, sakit paru-paru, dan lainnya.
Data Satgas Penanganan Covid-19 memperlihatkan, hingga 16 November 2020, sebanyak 43,6 persen pasien positif corona di Indonesia yang meninggal berasal dari kalangan usia 60 tahun ke atas. Sementara 38,4 persen pasien positif corona yang meninggal dunia berusia di kisaran 46-59 tahun.
Di sisi lain, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan, cara terbaik untuk menghadapi ancaman infeksi virus ini adalah dengan melakukan pencegahan melalui perubahan perilaku. Maka, melalui buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan COVID-19, Satgas pun mengampanyekan sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan virus corona.
Langkah pencegahan paling penting ialah dengan 3M, yakni mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir (atau bisa memakai hand sanitizer); menjaga jarak dengan orang lain minimal dua meter dan menjauhi kerumunan; serta memakai masker dengan cara yang benar.
Selain itu, langkah penting lainnya adalah menjaga daya tahan mental: dengan beribadah dan berdoa; tidak panik; selalu gembira; menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar, serta bijak memilah informasi.
Langkah yang tak kalah penting untuk mencegah penularan virus corona adalah menjaga imunitas atau daya tahan tubuh, yakni dengan cara:
- berjemur di bawah matahari pagi 5-15 menit (2-3 kali seminggu);
- minum air putih sekitar 2 liter per hari;
- tidur cukup 7-8 jam setiap hari;
- konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang;
- konsumsi vitamin atau suplemen sesuai anjuran dokter;
- serta olahraga rutin minimal 30 menit per hari.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia saat Pandemi
Dalam sebuah webinar yang diselenggarakan KPCPEN, Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. A. Andi Kurniawan, Sp.KO mengatakan para lansia memang harus dilindungi dengan lebih ketat agar tidak tertular Covid-19.
Namun, jika terlalu protektif, seperti para lansia terlalu lama berada di rumah, tidak banyak gerak sehingga ototnya kaku dan lemah, kualitasnya hidup mereka juga berpotensi menurun. Kata Andi, kondisi tersebut bisa pula memunculkan risiko kesehatan.
"Jadi, solusinya adalah kita [yang berusia muda] mengajak para lansia [ayah, ibu, kakek, nenek] untuk tetap berolahraga," ujar Andi.
Olahraga penting bagi para lansia untuk tetap menjaga kebugaran fisik mereka. Fisik yang lebih bugar membuat para lansia tidak rentan mengalami sakit atau penurunan kualitas kesehatan, yang bisa berisiko fatal apabila terjadi bersamaan dengan infeksi virus corona.
Tips Olahraga Bagi Lansia selama Pandemi Corona
Andi Kurniawan merekomendasikan agar para lansia melakukan olahraga dengan intensitas ringan atau sedang, dan secara rutin. Apalagi, jika lansia memiliki sakit jantung, sangat tidak dianjurkan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
Menurut Andi, lebih baik berolahraga sedikit dan sebentar daripada tidak melakukan sama sekali. Andi bilang, sekalipun sebentar, olahraga tetap membawa manfaat bagi para lansia.
Dia menyarankan, para lansia mencari referensi olahraga yang cocok sesuai dengan umurnya. Dia mencontohkan, channel Youtube Perwatusi (Perhimpunan Warga Tulang Sehat Indonesia) selama ini menayangkan kegiatan senam osteoporosis virtual yang bisa menjadi contoh bagi para lansia.
"Selama pandemi, para lansia berisiko kalau tidak banyak bergerak, tulangnya akan menjadi lebih keropos dan ototnya lebih lemah," kata dia.
"Jadi para lansia harus tetap berolahraga, dan olahraganya tidak perlu sampai ngos-ngosan," dia menambahkan.
Dikutip dari Antara, ahli kardiovaskular, dokter Gusti Rizky Teguh Ryanto mengatakan mereka yang sudah berusia 50 tahun ke atas, atau lansia, perlu menjalani skrining kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter.
"Kalau bisa skrining dulu penyakit semisal jantung, gula darah, diabetes," kata dia.
Kata Rizky, rekomendasi aktivitas akan tergantung pada kondisi kesehatan individu masing-masing lansia, yakni dengan durasi 150 menit (intensitas sedang) atau 75 menit (intensitas tinggi) dalam seminggu, yang terbagi ke dalam beberapa sesi.
Pembagian sesi aktivitas tersebut, misalnya, berjalan kaki selama 30 menit pada Senin, Selasa dan Jumat. Lalu pada hari Rabu dan Sabtu, bisa bersepeda, berenang, aerobik, atau zumba selama 30 menit. Jadi ada jeda 2 hari pada Kamis dan Minggu.
Saran ini sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganjurkan para lansia melakukan aktivitas fisik--untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah jatuh--sebanyak 3 kali atau lebih per minggu.
-----------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH