tirto.id - Irma Suryani saban pagi mengecek ponselnya untuk membuka aplikasi Instagram, lalu menyantap menu sarapan informasi dari akun-akun gosip favoritnya. Ia mengikuti empat akun gosip: Lambe Turah, Lambe Lamis, Nyonya Gosip dan Tante Rempong.
Irma mengikuti akun-akun gosip itu untuk keperluan pekerjaannya sebagai editor media gaya hidup. “Buat cari-cari ide nulis apa hari ini. Cari tahu apa yang sedang viral dan kira-kira akan menarik pembaca,” ujarnya.
Sementara Adelline mengikuti akun gosip Lambe Turah, Lambe Nyinyir, Lamis Corner, dan Mak Rumpita untuk bersenang-senang. Alasannya, agar bisa "nyambung" jika mengobrol dengan teman-temannya.
“Follow beberapa karena kadang mereka punya konten berbeda. Misal di Lambe Turah enggak ada, tapi di Lambe Nyinyir ada,” kata Adel.
Lewat Instastory dan Twitter, kami bertanya alasan netizen mengikuti akun-akun gosip tersebut. Hasilnya beragam.
Di antaranya mereka menunggu "hiburan" dari komentar-komentar warganet ketimbang konten gosip itu sendiri. Ada juga yang beralasan mereka ingin memetik cerita moral alias hikmah dari pergunjingan tersebut.
Alasan lain yang lebih tipikal: akun gosip lebih up to date dari media arus utama karena membahas 'gogon' atau gossip underground serta memuaskan rasa ingin tahu (kepo) dan buat bahan obrolan dengan teman-temannya.
"Dunia seleb itu tertutup. Dan akun gosip membuka tabir tersebut," ujar salah satu komentar di Instastory Tirto.
"Karena akun gosip seringnya ngangkat keburukan orang. Dan mengetahui keburukan orang membuat kita merasa lebih baik sedikit," komentar lain pada akun Twitter Tirto.
Kehadiran akun gosip juga telah mengubah cara media arus utama mendapatkan gosip para pesohor. Lantaran lebih update, media daring maupun televisi kerap mengutip atau mengambil sumber berita dari akun-akun gosip tersebut.
Fulus Akun Gosip
Irma dan Adel serta ratusan komentar yang merespons pertanyaan media sosial Tirto adalah bagian dari 45 juta pengguna aktif Instagram di Indonesia.
Angka itu membuat Indonesia menjadi komunitas Instagram terbesar se-Asia Pasifik sekaligus ceruk pasar terbesar di dunia pada 2017. Statistik ini dipaparkan Sri Widowati, Direktur Facebook Indonesia, pada Juli 2017.
Hal itulah yang kemudian dilihat akun-akun gosip seperti Lambe Turah dan sejenisnya sebagai peluang bisnis menjanjikan. Misalnya, mereka menawarkan jasa promo berbayar. Tarifnya beragam. Dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah per satu kali unggahan foto promosi.
Lambe Turah, misalnya, memiliki tiga paket endorse di akunnya. Paket pertama adalah promosi dalam satu kali unggahan. Mematok Rp4 juta untuk foto dan Rp5 juta untuk video.
Paket kedua, dua kali unggahan, Rp7 juta per foto dan Rp8 juta untuk video. Sementara tarif untuk paket ketiga dengan tiga kali unggahan, akun ini mematok belasan juta rupiah.
Setiap hari Lambe Turah membatasi hanya dua kali unggahan promo berbayar.
Rentang tarif sebesar itu bikin pendapatan Lambe Turah mencapai Rp240 juta per bulan atau sekitar Rp2,8 miliar per tahun hanya dari promo berbayar. Dengan ini, Lambe Turah memosisikan diri sebagai akun gosip terbesar dan termahal di tanah air.
Mereka bahkan tak menampik estimasi ini. “Per tahun bisa sampai miliaran,” ujar Nanda Persada, staf promo Lambe Turah.
Padahal, saat awal kemunculannya, Lambe Turah sempat menolak menerima jasa promo berbayar. "Tapi waktu itu kami dibilang sombong, enggak mau terima paid promote. Yang menawarkan banyak," cerita Nanda.
Sementara akun Lambe Nyinyir (1,3 juta pengikut) mematok tarif Rp500 ribu per foto/video. Dengan asumsi dua unggahan berbayar dalam sehari, estimasi pendapatan akun ini mencapai Rp30 juta per bulan atau Rp360 juta per tahun.
Pendapatan jutaan itu tentu hanya berlaku pada akun-akun gosip yang memiliki jutaan pengikut loyal. Akun baru seperti Lambe Corner hanya memasang tarif Rp35 ribu per foto; artinya admin hanya mengantongi pendapatan Rp2 juta per bulan.
Meski begitu, menjadi admin jelas menguntungkan secara bisnis, terlebih pendapatan itu sementara ini tanpa dipotong pajak.
“Saya pikir belum perlu diberlakukan pajak untuk mereka. Karena hitungannya masih kecil. Kan, sudah dipotong PPN. Itu saja cukup,” ujar Alsemat Ferdinandus Setu, Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Ditawari Partai Politik
Menariknya, akun-akun lambe ini tak hanya mengunggah konten mengenai gosip para selebritis atau selebgram. Mereka kerap mengunggah konten viral dan aksi sosial.
Hampir tak ada pakem khusus konten macam apa yang dapat diunggah di akun sejenis ini. Konten aksi sosial mengajak warganet untuk membantu orang miskin yang sakit dan minim biaya berobat hingga bantuan pendidikan.
Dalam hal ini, Lambe Turah dan akun gosip serupa menunjukkan pengaruh luar biasa. Puluhan juta rupiah bisa saja langsung terkumpul dari pengikut di media sosial.
Namun, pengaruh ini kadang-kadang menjadi pisau bermata dua. Misalnya pada Lambe Turah. Pada 2017, mereka kerap membagikan ulang unggahan akun bernama Cak Budi yang menggalang dana bantuan untuk masyarakat miskin.
Rupanya, Cak Budi diduga menyelewengkan donasi untuk keperluan pribadinya. Mau tak mau, nama Lambe Turah ikut terseret.
“Kami tidak tahu. Niatnya hanya membantu saja dengan membagikan ulang,” jelas Lambe Turah saat dimintai konfirmasi saat itu.
Emoh kejadian itu terulang, kini Lambe Turah memilih bekerjasama dengan lembaga zakat atau penyalur bantuan resmi.
Pengaruhnya dalam menggerakkan massa bahkan melebihi selebritas maupun pesohor lain. Wajar saja jika pada beberapa kesempatan Lambe Turah kerap ditawari kerja sama oleh beberapa partai politik.
“Kami tolak waktu itu. Sebisa mungkin kami menghindari kegiatan politik. Padahal bayarannya lumayan besar,” klaim Nanda, staf promo Lambe Turah.
Nanda mengakui iklim polarisasi politik terkadang membuat posisi Lambe Turah dilematis.
“Kalau posting soal Presiden Jokowi dikira dukung capres tertentu. Padahal di situ posisi Jokowi sebagai presiden, bukan capres. Kalau posting soal Prabowo jelas terlihat kampanye nanti. Serba salah,” lanjut Nanda.
Maka, akun gosip seperti Lambe Turah memilih untuk menghindari postingan bernuansa politik.
Kendati sosok di balik admin akun gosip ini cukup berhati-hati, bahkan menjaga anonimitasnya, tetapi komentar para pengikutnya atau netizen adalah perkara lain. Ada saja komentar yang mengajak dukungan kepada capres tertentu, atau iseng melempar tagar agar memilih Jokowi atau Prabowo.
Sebagaimana alasan netizen mengikuti akun-akun gosip ini yang menjawab pertanyaan medsos Tirto, sebagian dari mereka murni senang dan terhibur oleh komentar-komentar netizen, yang bertarung dan ribut dan tubir sendiri.
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Fahri Salam