tirto.id - Pertemuan sejumlah anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Aburizal Bakrie, Senin malam (8/10/2018) memunculkan pertanyaan. Sebab, pria yang menjabat Ketua Dewan Pembina Golkar itu sempat menginstruksikan kader partai beringin agar konsentrasi di pemilu legislatif, alih-alih mengampanyekan pasangan Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019.
Pernyataan Ical, sapaan Aburizal itu disampaikan pada 24 September 2018. Saat itu, dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Ical meminta kader Golkar meningkatkan suara partainya di pileg. Ia juga menyerukan kader Golkar tetap mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintahan Jokowi-JK secara objektif, terutama perihal kondisi ekonomi saat ini.
Tak sampai sebulan sejak pernyataan itu keluar, TKN Jokowi-Maruf yang dipimpin Erick Thohir langsung bertamu ke kediaman Ical. Usai pertemuan itu, politikus Golkar itu mengaku banyak membicarakan penataan UUD 1945 bersama TKN. Ia juga menyebut banyak membahas strategi pemenangan Jokowi-Maruf di Pilpres 2019.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani berkata, pertemuan tersebut termasuk dalam agenda rutin TKN. Ia menampik kecurigaan bahwa pertemuan itu untuk menjamin soliditas Partai Golkar dan menjaga suara Ical agar tidak menyeberang ke kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Jadi sebetulnya, TKN itu sudah menyusun daftar, cuma memang jadwalnya belum. Daftar untuk secara rutin bersilaturahmi sebagai bentuk komunikasi pertama tentu dengan pimpinan partai," kata Arsul di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Hal senada diungkapkan Ketua DPP Partai Golkar TB Ace Hasan Syadzily. Menurut Ace, tak ada yang harus dicurigai dari pertemuan Ical dengan TKN. Ace menganggap pertemuan Ical dan TKN sebagai hal biasa.
Menurut Ace, pertemuan itu wajar karena Erick dan Ical memiliki latar belakang sebagai pengusaha. Pertemuan antarpengusaha seperti yang dilakukan Erick dan Ical, kata Ace, biasa terjadi dan tak perlu dirisaukan.
"Cuma memang momennya bersamaan dan masing-masing punya identitas politik yang berbeda. Pak Aburizal sebagai Ketua Pembina Golkar, sementara Pak Erick Thohir dan seluruh jajaran yang datang dalam kapasitas sebagai orang partai. Jadi menurut saya tak ada sesuatu yang luar biasa," ujar Ace.
Ace menjelaskan, partainya sejak awal memang sudah membagi peran masing-masing kader untuk menghadapi pemilu serentak 2019. Pembagian itu mencakup peran para kader untuk bergerak memenangkan pilpres dan pileg.
Ical, kata Ace, kebetulan mendapat tugas untuk membawa Golkar menang di pileg 2019. Karena alasan itulah, kata dia, politikus senior Golkar itu tak masuk dalam struktur TKN Jokowi-Ma'ruf. Aburizal disebutnya harus konsentrasi memimpin Golkar demi memenangkan pileg.
"Sebab bagaimana pun, kami tahu antara pileg dan pilpres perlu seiring dan sejalan, karena itu harus ada komandannya secara khusus. Pak Aburizal, partai tugaskan untuk jadi figur yang bertanggung jawab memenangkan Golkar di pileg 2019. Jadi tidak ada anggapan bahwa Pak Aburizal tidak mendukung Pak Jokowi,” ujar Ace.
Dalam struktur TKN Jokowi-Ma'ruf, nama Ical memang tidak terdaftar sebagai anggota, padahal sejumlah petinggi Golkar lainnya ada di sana. Beberapa politikus Golkar yang menjadi bagian TKN adalah Airlangga Hartarto, Lodewijk Freidrich Paulus, Ace Hasan, Rizal Malarangeng, Meutia Hafidz, hingga Jusuf Kalla.
Semata Demi Konsolidasi Golkar
Peneliti Politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memiliki pendapat sendiri melihat pertemuan Ical dan sejumlah tokoh TKN. Menurutnya, besar kemungkinan pertemuan itu berlangsung semata demi memperkuat dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf dari tokoh Golkar.
"Langkah tersebut untuk mengkonsolidasikan kekuatan Partai Golkar agar solid mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Karyono kepada Tirto.
Karyono menganggap Ical masih memiliki pengaruh besar di Golkar. Sebagai bekas ketua umum, pengaruh ical di Golkar belum sepenuhnya luntur.
Politikus yang merangkap pengusaha itu juga dipandang memiliki pengaruh kuat di kalangan pengusaha. Alasannya, kata Karyono, ia memiliki latar belakang sebagai bekas Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
"Mendekati dan merangkul Aburizal merupakan bagian dari strategi political endorsement untuk mendapatkan dukungan dari para tokoh yang berpengaruh. Hal itu merupakan langkah tepat untuk menambah dukungan,” kata Karyono.
Pendekatan TKN ke Ical, kata dia, juga dianggap tepat untuk mengurangi potensi terbelahnya suara Golkar bagi Jokowi-Ma'ruf. Karyono mengingatkan, Ical sempat memilih posisi sebagai pendukung Prabowo pada Pilpres 2014.
"Upaya merangkul Aburizal Bakrie sekaligus mempersempit langkah kompetitor melakukan taktik dan strategi membelah dukungan Golkar pada pasangan pasangan Jokowi-Ma'ruf," ujar Karyono.
"Karena Aburizal pernah menjadi bagian pendukung Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 dan hingga kini masih ada kecenderungan mendukung Prabowo."
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Abdul Aziz