tirto.id -
Hal itu ia sampaikan berdasarkan pengalaman penangan bencana di beberapa daerah di Indonesia.
"Saya pikir dalam pengalaman kita, 1-2 minggu ini dibutuhkan waktu untuk membuat keadaan agak stabil baru kita rancang untuk konstruksi," ujarnya saat ditemui di Kemenko Maritim, Senin (2/10/2018).
Jumat pekan lalu, Palu dan Donggala diterpa gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada Jumat (28/9/2018) petang, pukul 17:02:44 WIB atau sekitar pukul 18:02:44 waktu Indonesia bagian Tengah (WITA).
Lokasi gempa berada di sekitar 0.18 LS, 119.85 BT (27 km timur laut Donggala, Sulawesi Tengah) dengan kedalaman sekitar 10 km. Tsunami terjadi beberapa menit setelah gempa.
Terjadinya gempa disusul gelombang tsunami pada itu membuat aktivitas perekonomian di Kota Palu mendadak lumpuh. Toko-toko yang sedianya menyediakan bahan pokok tak beraktivitas.
Menurut Luhut, saat ini pemerintah tengah membenahi akses jalan menuju lokasi bencana yang kini sulit ditembus rusak parah dan dipenuhi puing-puing bangunan. Hal itu dilakukan guna memastikan penyaluran logistik dan bantuan untuk para korban berjalan lancar.
Selain itu, Pemerintah juga tengah menurunkan anggota TNI untuk membantu pengamanan serta evakuasi korban.
"Dilaporkan masih ada kendala tapi sudah masuk 1.100 orang TNI dan Polri 800 dan masih ada keinginan untuk menambah lagi sehingga tempat-tempat kritis diduduki unsur keamanan tapi dorongan logistik juga jalan," kata Luhut.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yulaika Ramadhani