tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, geram dengan tingkah turis asing yang kerap membuat masalah di Bali. Alih-alih berwisata seperti tujuan awalnya datang ke Indonesia, mereka justru banyak yang mengambil mata pencaharian warga lokal.
Padahal, kata Luhut, selama ini pemerintah masih terus berusaha untuk menciptakan pemerataan akses pekerjaan untuk seluruh masyarakat Indonesia, termasuk warga Bali.
“Jangan salah paham tentang ini, karena kami juga tidak ingin pekerjaan orang lokal digantikan wisatawan asing. Kami tidak ingin melihat hal ini terjadi. Kami juga harus menciptakan kesejahteraan bagi orang-orang Bali,” ungkap Luhut dalam acara International Quality Tourism Conference 2024 melalui akun Youtube Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dikutip Tirto Kamis (29/8/2024).
Luhut marah ketika mengetahui banyak sawah di Bali yang disulap menjadi kelab malam oleh warga asing. Apalagi, kelab tersebut terang-terangan dijadikan sebagai kelab mesum alias nude club.
Dengan kondisi ini, kata Luhut, Bali tak lagi dikenali sebagai Pulau Surga (Paradise Island), melainkan Pulau Mesum (Nude Island). Maka itu, Luhut khawatir Bali akan kehilangan budaya aslinya.
“Sekitar 200 ribu orang asing tinggal di Bali saat ini, tapi menimbulkan beberapa masalah. Kami ingin mempertahankan budaya Bali. Bila Bali kehilangan budaya mereka, Bali bukan lagi Pulau Surga,” sambungnya.
Karena itu, Luhut menegaskan, pemerintah akan langsung mendeportasi turis-turis nakal. Selain itu, pemerintah juga akan memasukkan turis-turis yang berani melakukan tindakan kriminal ke dalam daftar hitam dan melarangnya untuk kembali masuk ke Indonesia.
Soal daftar hitam (blacklist), Luhut saat ini telah mengantongi setidaknya 10 ribu nama turis yang pernah melakukan tindakan kriminal.
“Bagi wisatawan mancanegara yang membawa masalah di sini, seperti geng narkoba dan lain-lain bisa kita deportasi dari Indonesia, dari Bali. Kita juga tidak ingin mereka masuk ke Bali lagi, karena membuat masalah di Bali. Gangster juga kita larang untuk masuk Indonesia selamanya,” ungkap Luhut.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi