Menuju konten utama

Liver, Penyakit Sulit Terdeteksi yang Diderita Anak Achmad Albar

Apa sebenarnya penyakit liver itu?

Liver, Penyakit Sulit Terdeteksi yang Diderita Anak Achmad Albar
Ilustrasi hepatitis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Faldy Albar, putra ketiga rocker Achmad Albar, mengembuskan nafas terakhir pada Rabu (29/8/2018) petang lalu di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.

"Kami segenap Management God Bless mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhum mendapat tempat yang sejuk di sisi-Nya. Amin," tulis Manajemen band God Bless tempat Achmad Albar bernaung di akun instagramnya.

Artis Camelia Malik, yang juga kolega dekat Achmad Albar mengungkapkan bahwa Faldy Albar memiliki penyakit liver dan berstatus dalam perawatan dokter. Namun begitu, ia juga menambahkan bahwa sebelum meninggal, kondisi Faldy Albar sempat terlihat baik-baik saja.

Apa sebenarnya penyakit liver tersebut?

Penyakit hati atau penyakit liver adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor yang merusak hati, seperti virus dan penggunaan alkohol.

Gejala penyakit liver sulit terdeteksi, sehingga ahli kesehatan menyebut liver sebagai pembunuh diam-diam. Hal ini dijelaskan juga oleh General Surgeon dari Gleneagles Hospital Singapore, Dr. Victor Lee.

"Hasil kajian kami menunjukkan, sekitar 30 persen orang yang menderita penyakit liver tidak menunjukkan gejala," katanya sebagaimana dilansir Antara.

Namun, lanjut Lee, sekitar 70 persen menunjukkan gejala dalam berbagai bentuk. Gejala penyakit liver tersebut di antaranya mata dan kulit nampak kuning. Kondisi ini umum terjadi karena terlalu banyaknya pigmen warna kuning dalam darah.

Di samping mata dan kulit, urin penderita juga berwarna gelap dan tinja berwarna pucat. Ini terjadi karena pigmen warna kuning tidak sampai ke tinja. Sementara pigmen makin banyak terbuang melalui urin.

Selain itu, penderita kerusakan hati juga biasanya mengalami gejala mirip flu seperti lelah, demam, mual, hilang nafsu makan dan nyeri abdomen.

Yang termasuk penyakit liver atau hati ini adalah hepatitis A, B, C, D, E, fibrosis hati, dan sirosis hati. Data WHO pada 2013 menunjukkan, di Indonesia, 70 persen dari 28 juta orang penderita penyakit liver, merupakan penderita hepatitis B. Kemudian, 10 juta lainnya merupakan penderita fibrosis hati dan 3-5 juta terkena sirosis hati.

Penyebab penyakit liver atau hati bersumber pada virus sampai dengan konsumsi minuman beralkohol. Untuk jenis hepatitis penyebabnya adalah infeksi virus. Virus ini memiliki 5 jenis strain, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E, dengan media penyebaran yang berbeda-beda.

Sementara itu, Hepatitis A dan E menyebar melalui konsumsi makanan atau air, sedangkan hepatitis B, C, dan D, melalui kontak darah atau cairan tubuh dengan penderita yang telah terinfeksi.

Pada Mei 2016 lalu, WHO mematok target untuk mengurangi dan memberantas hepatitis. Organisasi kesehatan dunia itu ingin mengurangi kasus baru hepatitis hingga 30 persen pada 2020. Untuk mencapai target ini, butuh program vaksinasi dan fokus pada pencegahan penyebaran virus dari ibu ke janin.

Mahalnya obat bagi penderita hepatitis itu membuat Kementerian Kesehatan membuat kebijakan vaksin hepatitis bagi ibu hamil. Pemerintah meyakini 95 persen anak tidak akan tertular hepatitis jika sang ibu telah divaksin.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes. menyatakan bahwa pada tahun 2018 ini, ada 25 juta ibu hamil akan melakukan tes hepatitis B.

“Pemerintah memberikan pemeriksaan gratis kepada ibu hamil. Tahun ini, ada 25 juta ibu hamil akan melakukan tes hepatitis B. Kalau C itu bisa sembuh, hanya setiap screening hepatitis C terbatas. Kalau A akut, bisa sembuh sendiri. Kalau hepatitis A tergantung perilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Wiendra.

Baca juga artikel terkait HEPATITIS atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani