tirto.id - Lirik lagu religi yang dibawakan Nasida Ria kerap terdengar saat bulan puasa atau Ramadhan tiba. Salah satunya adalah tembang berjudul Perdamaian. Lagu kasidah bernuansa Islami ini kemudian diaransemen ulang oleh grup band GIGI yang mengusung genre rock.
Nasida Ria adalah grup legendaris yang berdiri pada 1975 di Semarang, Jawa Tengah. Dikutip dari Muslim Archipelago (2013) karya Ziauddin Sardar dan Robin Yassin Kassab, Nasida Ria membawakan musik kasidah dengan gaya Timur Tengah dan telah memakai perkakas musik modern, seperti gitar, bass, piano, keyboard, dan lainnya.
Adalah H. Mudrikah Zain selaku penggagas Nasida Ria. Ia adalah seorang guru yang pernah berkecimpung di ranah musik bersama grup Assabab. Tahun 1975, H. Mudrikah Zain membentuk Nasida Ria bersama 9 orang siswinya.
Nasida Ria pernah amat jaya pada dekade 1980-an dan 1990-an. Tembang-tembang religi yang mereka bawakan kerap terdengar dari radio maupun televisi. Terlebih di bulan Ramadhan, lagu-lagu Nasida Ria biasanya berkumandang lewat corong toa masjid tiap sore hari menjelang jam buka puasa.
Tidak sedikit lagu Nasida Ria yang menjadi hits dan akrab di telinga hingga kini. Selain Perdamaian, ada pula Kota Santri, Jilbab Putih, dan masih banyak lagi. Sejak 1978 sampai 2021, Nasida Ria yang kini memasuki generasi ketiga telah menghasilkan 36 album rekaman yang terdiri dari ratusan lagu.
Beberapa lagu populer Nasida Ria kemudian diaransemen dan dibawakan ulang oleh GIGI dengan gaya yang benar-benar berbeda. Band yang digawangi Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy ini dikenal sebagai band pelopor musik religi di era yang lebih baru.
Siapa Pencipta Lagu Perdamaian?
Nasida Ria merilis lagu Perdamaian pada 1982. Dikutip dari website Ma’arif NU Jawa Tengah, tembang ini diciptakan oleh seorang ulama bernama Kiai Haji Bukhori Masruri.
Ulama yang kerap memakai nama pena Abu Ali Haeda ini merupakan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah periode 1985-1995. Saking populernya, lagu Perdamaian ciptaan KH Bukhori Masruri pernah meraih Platinum Award.
Selain Perdamaian, KH Bukhori Masruri alias Abu Ali Haeda juga menciptakan lagu-lagu lainnya yang sukses pula dipopulerkan oleh Nasida Ria, sebut saja Dunia dalam Berita, Damailah Palestina, Tahun 2000, Lingkungan Hidup, dan lainnya.
Tahun 2005, GIGI meluncurkan album religi bertajuk “Raihlah Kemenangan” yang merupakan album rohani pertama band pop-rock yang dibentuk tahun 1994 ini. Perdamaian dengan aransemen baru terhimpun di album ini bersama sejumlah lagu lainnya.Di album "Raihlah Kemenangan", GIGI mengaransemen ulang lagu-lagu rohani yang pernah hits pada masanya, seperti Perdamaian (Nasida Ria), Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Chrisye), Dengan Menyebut Nama Allah (Dwiki Dharmawan), Raihlah Kemenangan (Elfa Secioria), hingga Rindu Rasul dan Tuhan (Bimbo).
Lirik Lagu Perdamaian Nasida Ria dan GIGI
Perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Banyak yang cinta damai
Tapi perang semakin ramai
Banyak yang cinta damai
Tapi perang semakin ramai
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Banyak yang cinta damai
Tapi perang semakin ramai
Banyak yang cinta damai
Tapi perang semakin ramai
Wahai kau anak semasa
Ingin aman dan sentosa
Wahai kau anak semasa
Ingin aman dan sentosa
Tapi kau buat senjata
Biaya berjuta-juta
Tapi kau buat senjata
Biaya berjuta-juta
Banyak gedung kau dirikan
Kemudian kau hancurkan
Banyak gedung kau dirikan
Kemudian kau hancurkan
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Perdamaian, perdamaian
Perdamaian, perdamaian
Banyak yang cinta damai
Tapi perang semakin ramai
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Bingung bingung ku memikirnya
Editor: Addi M Idhom