tirto.id - Lagu Suasana di Kota Santri liriknya kerap terdengar pada bulan Ramadhan, biasanya di sore hari jelang waktu berbuka puasa. Lagu religi bergenre qasidah ini amat populer pada dekade 1980 dan 1990-an.
Pertama kali dinyanyikan oleh grup Nasida Ria, Suasana di Kota Santri liriknya diciptakan oleh Suhaimi. Lalu lagu qasidah Kota Santri dibawakan ulang oleh sejumlah musisi lain, salah satunya band GIGI.
Era 1980 dan 1990-an adalah masa-masa jaya Nasida Ria. Tak sedikit lagu mereka yang meledak bahkan terus melegenda hingga saat ini. Selain Kota Santri, tembang-tembang qasidah Nasida Ria yang sangat populer di antaranya Perdamaian, Jilbab Putih, Dunia dalam Berita, dan lainnya.
Lirik dan Chord Lagu Suasana di Kota Santri Nasida Ria
Suasana di Kota Santri merupakan penggalan dari lirik lagu Nasida Ria Kota Santri. Adapun chord dan lirik lagu qasidah Kota Santri yang dibawakan Nasida Ria ialah sebagai berikut:
Intro : E-E..E-E..
G Am G Am
G Am G Am
Am..E..
Reff:
G Am
Suasana di kota santri
G Am
Asyik senangkan hati
G Am
Suasana di kota santri
G Am
Asyik senangkan hati..
*)
Am
Tiap pagi dan sore hari
E Am
Muda mudi berbusana rapi
Am G F E
Menyandang Kitab Suci
E Am
Hilir mudik silih berganti
Am G F E
pulang pergi mengaji
Intro. Am E
Kembali ke: Reff, *)
Int. E..Am.., E..Am..
#)
E
Duhai Ayah Ibu
E Am
Berikanlah izin daku
E
Untuk menuntut ilmu
E Am
Pergi ke rumah guru
C Am
Mondok di kota santri
E Am
Banyak ulama-kiai
G Am
Tumpuan orang mengaji
E Am
Mengkaji ilmu Agama
Am G F E
Bermanfaat di dunia..
E Am
Menuju hidup bahagia
Am G F E
Sampai di akhir masa..
Intro Am E
Kembali ke: Reff, *)
Musik: E..Am..E..Am..[6x]
Kembali ke: #), Reff, *)
Outro: Am
Siapa Pencipta Lagu Kota Santri dan Apa Maknanya?
Pencipta lagu Kota Santri adalah H. Suhaemi, musisi kelahiran Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, tanggal 20 Agustus 1940. Suhaemi mengawali karier bermusiknya pada 1955. Tahun 1958, ia meraih juara 2 dalam Festival Dendang Melayu se-Jawa Tengah. Dua tahun kemudian, Suhaemi menjadi yang terbaik di ajang serupa.
Suhaemi kemudian menjadikan lagu-lagunya sebagai sarana berdakwah dengan menciptakan banyak tembang religi, termasuk Kota Santri yang dibawakan Nasida Ria dan menjadi hits pada zamannya.
Selain Kota Santri, Suhaemi telah menciptakan ratusan lagu, termasuk banyak lagu religi, seperti Jilbab Putih, Ulama dan Umaro, Azan di Bulan, Pantun Gembira, Nasehat Pergaulan, Balada Walisongo, Buah Kuldi, Remaja Utuh, Miskin Tapi Bahagia, Serba Salah, dan lainnya.
Lantas, Suasana di Kota Santri liriknya memiliki makna apa?
Lirik lagu qasidah Kota Santri menggambarkan kehidupan di kota santri. Di kota ini, para remaja dengan antusias mendalami ajaran agama. Mereka berpakaian rapi dan membawa kitab suci. Mereka bergantian mengunjungi rumah guru untuk menimba ilmu agama Islam.
Aransemen Baru Lagu Kota Santri
Lagu Nasida Ria Suasana Kota Santri pernah dibawakan dan diaransemen ulang oleh sejumlah musisi lainnya, seperti duet Anang Hermansyah-Krisdayanti, GIGI, maupun di-cover oleh musisi-musisi muda kekinian.
Khusus untuk GIGI, grup dengan genre pop-rock yang berdiri pada 1994 ini menjadi perintis band yang menggarap lagu-lagu religi dengan gaya yang berbeda.
Tahun 2005, band pop-rock yang kini digawangi oleh Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum) ini menggebrak industri musik tanah air dengan meluncurkan album religi pertama mereka dengan tajuk “Raihlah Kemenangan”.
GIGI sudah merilis 7 album religi selain menelurkan puluhan album non-religi sejak 1994. Selain menciptakan lagu sendiri, GIGI juga mengaransemen ulang lagu-lagu religi legendaris, termasuk Kota Santri, dengan style yang benar-benar baru dan berhasil mencuri perhatian generasi muda.
Lagu Kota Santri dengan aransemen rock terhimpun di album religi GIGI ke-3 dengan tajuk “Pintu Sorga” (2005).
Di album yang sama, GIGI juga menggarap ulang lagu-lagu religi legendaris lainnya seperti Ada Anak Bertanya pada Bapaknya dan Sajadah Panjang milik Bimbo, Selamat Hari Lebaran yang pertama kali diperkenalkan oleh Oslan Husein pada 1960-an, dan lainnya.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis