Menuju konten utama
Lagu Anak Sekolah Minggu

Lirik Lagu "Anak Bungsu" yang Dinyanyikan di Sekolah Minggu

Lirik lagu "Anak Bungsu" dan maknanya tentang perumpamaan anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32.

Lirik Lagu
Ilustrasi Lirik Lagu. foto/IStockphoto

tirto.id - "Anak Bungsu" adalah salah satu lagu rohani Kristen yang sering dinyanyikan di Sekolah Minggu atau ibadah anak.

Lagu ini diambil dari alkitab Lukas 15 ayat 11-32 tentang "Perumpamaan Anak yang Hilang".

Dikisahkan, seorang anak bungsu pergi ke negeri yang jauh untuk berfoya-foya dengan harta warisan milik Ayahnya, lalu menjadi kesusahan karena uangnya habis.

Kemudian, ia pulang kembali ke Ayahnya, dan disambut kembali bak seorang raja, dan hidup bersama dengan Ayahnya seperti dulu.

Lagu "Anak Bungsu" (Ada Ampun Bapa Bagimu) dinyanyikan oleh Natashia Nikita, seorang penyanyi rohani berdarah Tionghoa-Indonesia.

Ia merilis album perdananya pada tahun 1995 yang berjudul 'Di Doa Ibuku Namaku Disebut' saat berusia 7 tahun.

Lagu "Anak Bungsu" telah dirilis sejak tahun 1997. Berikut lirik lagu Anak Bungsu (Anak Bungsu (Ada Ampun Bapa Bagimu) yang dinyanyikan oleh Natashia Nikita.

Lirik lagu "Anak Bungsu" (Ada Ampun Bapa Bagimu) oleh Natashia Nikita

… Anak bungsu pergi ke neg'ri orang

Tinggalkan Bapanya mengeluh

Akhirnya habislah uang dan barang

Hidupnya dalam susah penuh

… Pulanglah anak-Ku

Bapa rindu berseru

Pulanglah hai anak-Ku

Ada ampun Bapa bagimu

… Hidupmu t'lah cemar lagipun hina

Lihat jalanmu sudah sesat

Pulanglah segera jangan kau tunda

Ada ampun Bapa bagimu

… Pulanglah (pulanglah) anak-Ku (anak-Ku)

Bapa rindu berseru

Pulanglah (pulanglah) hai anak-Ku (anak-Ku)

Ada ampun Bapa bagimu

… Anak bungsu pergi ke neg'ri orang

Tinggalkan Bapanya mengeluh

Akhirnya habislah uang dan barang

Hidupnya dalam susah penuh

… Pulanglah (pulanglah) anak-Ku (anak-Ku)

Bapa rindu berseru

Pulanglah (pulanglah) hai anak-Ku (anak-Ku)

Ada ampun Bapa bagimu

… Pulanglah (pulanglah) hai anak-Ku (anak-Ku)

Ada ampun Bapa bagimu

Makna Lagu "Anak Hilang" Perumpamaan Anak yang Hilang Menurut Alkitab

Dikisahkan, ada seorang bapa yang memiliki dua orang anak. Suatu hari, anaknya yang bungsu meminta harta warisan yang menjadi bagiannya lalu ia menjualnya dan pergi merantau ke negeri yang jauh dan berfoya-foya di sana.

Setelah menjual seluruh harta warisannya, hidupnya menjadi susah dan negeri ity ditimpa kelaparan. Karena itu, dia lalu memutuskan untuk bekerja kepada seseorang yang tinggal di sana.

Orang itu menerimanya dan menyuruhnya pergi ke ladang untuk menjaga babi milik orang tersebut. Pada saat sedang bekerja, ia merasa sangat lapar. Karena itu ia lalu meminta belas kasihan kepada orang tersebut, agar mau memberinya ampas makanan yang menjadi makanan babi untuk dimakannya, tapi orang tersebut tidak mau memberikannya.

Ia menjadi sedih, dan timbullah rasa penyesalannya. Lalu, anak itu akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumah ayahnya, dan berniat untuk menjadi pekerja dari ayahnya.

Karena dia berpikir, ayahnya pasti tidak akan mau menerimanya lagi sebagai anaknya, apalagi setelah perlakukannya terhadap ayahnya. Namun, ternyata apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya.

Ayahnya menyambut dia dan segera memanggil pelayan-pelayannya untuk mengganti pakaian anaknya itu dengan pakaian yang indah beserta memasangkan perhiasan-perhiasan kepada si bungsu, dan mengadakan suatu pesta yang besar, karena katanya, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." Lukas 15:24.

Perumpamaan tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah, atau yanhg sering digambarkan sebagai Bapa yang tidak pernah berubah.

Sekalipun umatNya, yang digambarkan sebagai anak sering menyakiti hati-Nya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi yang digambarkan sebagai negeri yang jauh.

Secara kenyataan, di dalam berbagai kesempatan, Tuhan memang menyatakan di dalam Alkitab bahwa umat-umatNya memang memiliki status dan kuasa sebagai anak-anakNya, bukan hanya perumpamaan saja.

Baca juga artikel terkait HIBURAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Musik
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo