Menuju konten utama

LinkAja Patok Biaya Admin Rp1.000 di MyPertamina, Murah atau Mahal?

Analis Ekonomi Perbankan, Chandra Bagus Sulistyo menilai pengenaan biaya dilakukan LinkAja sudah cukup murah dibandingkan dengan kompetitor lainnya.

LinkAja Patok Biaya Admin Rp1.000 di MyPertamina, Murah atau Mahal?
Ilustrasi Layanan LinkAja. ANTARA/Vera Lusiana/am.

tirto.id - Aplikasi MyPertamina saat ini telah terintegrasi dengan salah satu dompet digital milik LinkAja. Dompet digital milik BUMN tersebut menjadi salah satu opsi pembayaran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di SPBU selain menggunakan direct debit dan tunai.

Konsumen wajib mengisi atau top up dana ke LinkAja. Nantinya, pengguna akan dikenakan biaya admin sebesar Rp 1000 untuk satu kali transaksi. Analis Ekonomi Perbankan, Chandra Bagus Sulistyo menilai pengenaan biaya dilakukan LinkAja sudah cukup murah dibandingkan dengan kompetitor lainnya, seperti aplikasi digital yaitu Tokopedia dan Gojek yang sudah mematok Rp1.000 untuk setiap kali transaksi ditambah biaya top up Rp1.000.

"Pertama terkait dengan adanya kemungkinan bahwa top up akan dikenakan Rp1.000 untuk aplikasi MyPertamina itu menurut saya bahwa pengenaan tarif itu cukup murah," katanya kepada Tirto, Jumat (8/7/2022).

Walaupun terbilang murah, Chandra justru mempertanyakan terkait aturan LinkAja yang saat ini mematok admin. Padahal dia mengklaim sebelum munculnya MyPertamina, dompet digital milik BUMN itu tidak mematok tarif.

Lebih lanjut, Chandra menilai pengenaan tarif Rp1000 dinilai wajar. Karena ada kemungkinan upaya pengembangan aplikasi dilakukan oleh Pertamina. Termasuk bisa menjadi data rujukan bagi pemerintah untuk memetakan siapa berhak mendapatkan subsidi tepat sasaran.

"Disitulah saya lihat menjadi sebuah kewajaran kalau misalnya biaya top up untuk Link dikenakan Rp1.000," ujarnya.

"Harapannya aplikasi MyPertamina akan diinisiasi ini akan ada proses pengembangan tujuannya bisa fokus dan tepat sasaran dalam subsidi yang dilakukan oleh pemerintah," sambungnya.

Terkait hal itu, Tirto mendapatkan penjelasan dari Dirut LinkAja Yogi Rizkian Bahar. Dia menjelaskan LinkAja sudah menerapkan biaya administrasi untuk pengguna saat melakukan top up saldo melalui berbagai kanal seperti bank, modern retail, dan kanal lainnya. Besaran biaya administrasi setiap kanal berbeda-beda.

Sementara itu, penerapan biaya administrasi merupakan upaya untuk dapat mengembangkan layanan bisnis berkelanjutan serta membangun ekosistem layanan keuangan digital yang sehat.

Kemudian dia menjelaskan hingga saat ini jika pengguna LinkAja melakukan top up saldo melalui himpunan bank milik negara (HIMBARA) gratis alias tidak dikenakan biaya administrasi. Terkait dengan biaya platform, dia menuturkan bahwa biaya administrasi top up berbeda dengan biaya platform.

"Biaya administrasi top up berbeda dengan biaya platform, yang mana biaya ini tidak dikenakan kepada pengguna LinkAja yang melakukan transaksi menggunakan aplikasi MyPertamina," kata Yogi dalam keterangan yang diterima Tirto, Rabu (13/7/2022).

"Pernyataan ini sekaligus menyanggah pendapat yang kurang tepat yang beredar luas

bahwa LinkAja saat ini mematok biaya admin dari yang sebelumnya tidak," tambahnya.

Merujuk hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Snapcart selama Kuartal I tahun 2021, saat ini ShopeePay menawarkan biaya administrasi pengisian saldo yang paling rendah sebesar Rp 500 untuk melakukan transfer bank atau melalui virtual account. Biaya tersebut langsung dipotong dari saldo bank, sehingga jumlah saldo yang diterima sesuai dengan nominal top up (berlaku untuk top up dari bank BCA, Mandiri, dan BRI).

Sementara itu, pengisian saldo ShopeePay melalui Indomaret, Alfamart, BCA OneKlik, ataupun Seabank tidak dikenakan biaya administrasi. Kemudian GoPay, setiap mengisi saldo melalui transfer bank atau mobile banking, pengguna dikenakan biaya administrasi sebesar Rp1.000, dengan minimal pengisian saldo sebesar Rp10.000. Alfamart dan Indomaret juga bisa menjadi opsi untuk pengisian saldo GoPay dengan biaya administrasi sebesar Rp2.000.

Selain itu, pengguna yang ingin melakukan top up saldo GoPay melalui jaringan ATM bersama akan dikenakan biaya dengan kisaran Rp 5.000 - Rp 7.000. Adapun untuk isi ulang GoPay melalui transfer bank atau mobile banking dengan satu jaringan akan dikenakan biaya Rp 1.000, biaya ini juga sama dengan isi ulang melalui ATM dengan satu jaringan bank.

Sementara untuk biaya top up saldo OVO dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti ATM dan mobile banking, yang dikenakan biaya administrasi mulai dari Rp1.000 sampai Rp1.500, tergantung bank yang dipakai.

Sebelumnya, biaya tersebut dipotong dari saldo bank, namun kini biaya administrasi langsung dipotong dari saldo OVO setelah pengisian atau top up dilakukan. Penggunaan kartu debit juga dapat dilakukan di aplikasi OVO dengan biaya administrasi 2 persen dari total pembelanjaan.

MotionPay yang sebelumnya dikenal sebagai SpinPay, merupakan layanan dompet digital milik MNC Group yang paling baru memasuki persaingan pasar. Sama seperti GoPay dan OVO, MotionPay menetapkan biaya administrasi sebesar Rp 1.000 saat melakukan top up melalui ATM dan mobile banking di bank selain Motion Bank. Top up tanpa biaya hanya dapat dilakukan oleh nasabah bank milik MNC Group tersebut.

------------------

Adendum: Naskah ini per Rabu, 13 Juli 2022, pukul 13.30 WIB, telah ditambahkan klarifikasi dari Manajemen LinkAja, khususnya terkait biaya top up saldo. LinkAja mengklarifikasi bahwa pengguna LinkAja melakukan top up saldo melalui himpunan bank milik negara (HIMBARA) gratis alias tidak dikenakan biaya administrasi. Beberapa hal yang diluruskan dalam pemberitaan ini, Tirto memuatnya dalam hak jawab sebagai berikut: Respons LinkAja soal Biaya Admin MyPertamina Gratis di Bank Himbara

Baca juga artikel terkait MYPERTAMINA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin