Menuju konten utama

Letusan Gunung Anak Krakatau, BNPB: Masyarakat Tak Perlu Panik

Sutopo Nugroho mengimbau masyarakat agar tidak panik serta mematuhi rekomendasi tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 kilometer dari puncak Gunung Anak Krakatau.

Letusan Gunung Anak Krakatau, BNPB: Masyarakat Tak Perlu Panik
Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 56 kali dengan tinggi kolom abu bervarasi 200 meter hingga 1.000 meter di atas puncak kawah pada Rabu (11/7/2018). Sutopo Purwo Nugroho/Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

tirto.id - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Nugroho meminta masyarakat tetap tenang menyikapi letusan Gunung Anak Karakatau di Selat Sunda.

"Masyarakat diimbau tetap tenang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah melakukan langkah-langkah antisipasi," kata Sutopo dalam keterangan tertulis diterima di Pandeglang, Kamis (12/7/2018).

Yang penting, kata dia, warga tetap mematuhi rekomendasi tidak melakukan aktivitas dalam radius satu kilometer dari puncak kawah gunung berapi di laut itu.

"Di luar itu aman. Justru dapat menikmati fenomena erupsi Gunung Anak Krakatau dari tempat yang aman," ujarnya.

Warga Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Yoyoh Himatusolihah dihubungi secara terpisah menyatakan mendengar suara dentuman dari Gunung Anak Krakatau pada sekitar pukul 24.00 WIB Rabu (11/7/2018) tengah malam.

"Sekitar pukul 24.00 WIB, kami warga yang tinggal di kawasan pantai di Kecamatan Labuan mendengar dentuman dari arah Gunung Anak Krakatau. Saya dan tetangga bahkan keluar dari rumah," katanya.

Yoyoh bersama beberapa warga lain, langsung menuju ke pantai untuk melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau, dan terlihat adanya cahaya api dari puncak gunung tersebut.

"Ada api yang disertai asap yang membumbung tinggi ke udara. Kami menikmati pemandangan itu," ujarnya.

Ia menyatakan, tidak merasa khawatir dengan adanya aktivitas gunung tesebut. Bahkan ketika ada aktivitas menjadi tontonan warga.

"Setiap kali ada dentuman dari arah Gunung Anak Krakatau kami selalu ke pantai untuk menyaksikan langsung," ujarnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), melaporkan Gunung Anak Kraktau yang berada di Selat Sunda, mengalami letusan sebanyak 56 kali selama 24 jam sejak, Rabu (11/7/2018) pukul 00.00 WIB. Tinggi kolom debu dari letusan Gunung Anak Krakatau berkisar 200-1.000 meter dari permukaan laut.

Baca juga artikel terkait STATUS GUNUNG ANAK KRAKATAU

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo