Menuju konten utama

Kunjungan ke AS, Bahlil: RI Terbuka untuk Investasi Kolaboratif

Pemerintah Indonesia mewajibkan adanya kolaborasi antara investasi asing dengan pengusaha nasional.

Kunjungan ke AS, Bahlil: RI Terbuka untuk Investasi Kolaboratif
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi pembicara saat diskusi tentang investasi daerah yang digelar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalbar di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (27/5/2021). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/aww.

tirto.id - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap investasi yang kolaboratif dan mendorong pemerataan ekonomi. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan adanya kolaborasi antara investasi asing dengan pengusaha nasional.

“Karena kami berpendapat bahwa sebuah investasi yang berkembang itu harus dimanfaatkan oleh semuanya, serta dapat tumbuh dan besar bersama-sama,” ungkap Bahlil dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).

Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa salah satu fokus pemerintah saat ini yaitu pengembangan ekosistem ekonomi hijau.

Luhut bilang pengembangan itu melalui mekanisme transisi energi dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, restorasi ekosistem seperti hutan bakau, lahan gambut, dan hutan tropis.

Menurut Luhut, kebijakan nilai tambah yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2014 lalu tersebut memberikan dampak ekonomi yang positif, khususnya dalam situasi pandemi COVID-19.

“Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Indonesia menyambut baik adanya minat investor asing dalam sektor terkait dengan ekosistem ekonomi hijau tersebut, terutama pada mekanisme transisi energi dan kawasan industri, serta industri dengan nilai tambah,” ujar Luhut.

Sementara itu, Chairman, President, dan CEO Air Products Seifi Ghasemi menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah indonesia dalam memastikan investasi perusahaannya di Indonesia terealisasi.

"Kami sangat percaya bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah utamanya karena populasi Indonesia yang masih muda dan dinamis, sumber daya alam yang melimpah, dan pemerintah," ujarnya.

Bahlil sebelumnya menyebut Air Products berinvestasi di Indonesia senilai 7 miliar dolar AS. Angka ini hampir setengah dari nilai komitmen Air Products untuk berinvestasi di Indonesia senilai 15 miliar dollar AS.

Bahlil menuturkan dana 7 miliar dolar AS itu dialokasikan untuk proyek Coal to Dimethyl Ether (DME) serta pembangunan metanol di Balongan dan Cepu.

"Sisanya kita akan bikin hidrogen yang akan dibangun di Indonesia dengan memanfaatkan beberapa bendungan-bendungan yang dimiliki oleh negara yang selama ini menjadi aset negara dan dikelola oleh kementerian PUPR," kata Bahlil.

Baca juga artikel terkait INVESTASI ASING atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan