tirto.id - Membaca pantun dengan tema kemerdekaan menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memeriahkan peringatan HUT RI ke-78 pada 17 Agustus 2023.
Pembacaan pantun dengan tema kemerdekaan tersebut biasanya dilakukan dalam acara perlombaan 17 Agustus baik di lingkungan sekolah, kantor, maupun rumah.
Pantun merupakan suatu karya sastra berupa rangkaian kata-kata indah yang mengandung rima dan irama serta setiap baitnya berisi ide-ide kreatif yang penuh dengan makna.
Pantun menjadi salah satu bentuk warisan dari nenek moyang yang masih populer hingga saat ini. Dilansir Pantun Melayu, Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara oleh Abd. Rachman Abror, pantun diartikan sebagai puisi asli Melayu Tradisional yang sifatnya terikat. Di samping itu, pantun juga memiliki berbagai aturan dalam penulisannya.
Pantun biasa digunakan dalam berbagai acara seperti sambutan, ceramah, khutbah, hingga pengisi acara lomba 17 Agustus. Pada HUT Kemerdekaan RI ke-78 ini, tema yang digunakan yaitu “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. Tema tersebut juga tertuang pada logo Hari Kemerdekaan ke-78.
Makna dari logo tersebut yaitu meneruskan laju pertumbuhan secara kolektif serta mendorong seluruh elemen bangsa untuk memiliki sifat tanggung jawab bersama dan bergerak secara harmoni menuju Indonesia Maju.
Pembacaan pantun dengan tema kemerdekaan selain untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI juga untuk menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia.
Contoh Pantun Kemerdekaan untuk 17 Agustus 2023
Berikut adalah beberapa pantun dengan tema kemerdekaan yang dapat dijadikan referensi untuk mengikuti perlombaan atau untuk mengisi acara dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78:
Guruh berdentum bumi bergegar
Ayam jaguh sedang bersabung
Jangan cakap sahaja berdegar
Hulur senjata mari bertarung
Patah rotan tali bersilang
Batang meranti rimbun berjejal
Langkah pahlawan di tengah gelanggang
Berpantang mati sebelum ajal
Memang pahit buah peria
Makanan orang pergi menjala
Jikalau mengaku taat setia
Bersamalah kita pertahankan negara
Perahu panjang layarnya merah
Berlayar menuju arah utara
Keris dipegang bermandikan darah
Adat pahlawan membela negara
Meraut muka di awal pagi
Menutup mata duduk bersila
Musim merdeka datang lagi
Semangat kita membara semula
Banyak batang tumbuh cendawan
Cendawan kukur jalan ke huma
Banyak orang mengaku pahlawan
Sambutlah pukul tikaman pertama
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Sirih pinang jadi pengeras
Duit dihulur jadi habuan
Kasih sayang jadikan teras
Semangat luhuh bela watan
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
Membaca mantra tangan ditepuk
Hidupkan bara di dalam ketur
Cintakan negara kita pupuk
Berbagai acara kita atur
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Yulaika Ramadhani