tirto.id - Ceramah kultum Ramadhan hari ke-28 mengambil tema tentang waktu perpisahan dengan bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan 1443 Hijriah sebentar lagi akan berakhir dan itu artinya kita akan segera berpisah dengan bulan mulia, bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh rahmat dan ampunan Allah.
Ceramah Kultum Ramadhan Singkat 2022 Hari ke-28
Sebagai umat muslim yang beriman, perpisahan dengan bulan Ramadan yang penuh berkah dan rahmat ini tentu membuat sedih dan cemas, akankah kita bisa menemui Ramadan lagi?
Dalam pesan berantai di Group WhatsApp (WAG) yang diterima penulis, salam perpisahan Ramadan sering dikirimkan yang seharusnya bisa membuat hati bergetar ketika membacanya.
Saudaraku,
Aku akan pulang…
Sudah hampir 30 hari aku bertamu, namun seringkali aku ditinggal sendirian.
Walau sering dikatakan istimewa namun perlakuanmu tak luar biasa.
Oleh-olehku nyaris tak kau sentuh…
Al-Qur'an hanya dibaca sekilas kalah dengan update status smartphone dan tontonan.
Shalat tak lebih khusyuk, kalah bersaing dengan ingatan akan lebaran.
Tak banyak kau minta ampunan, karena sibuk menumpuk harta demi THR dan belanjaan.
Malam dan siang mu tak banyak dipakai berbuat kebajikan, kalah dengan bisnis yang sedang panen saat Ramadhan.
Tak pula banyak kau bersedekah, karena khawatir tak cukup buat mudik dan liburan.
Saudaraku, aku seperti tamu yang tak diharapkan. Hingga, sepertinya tak kan menyesal kau kutinggalkan.
Padahal aku datang dengan kemuliaan, seharusnya tak pulang dengan kesiaan.
Percayalah, Aku pulang belum tentu kan kembali datang.
Sehingga seharusnya kau menyesal telah menelantarkan.
Masih ada beberapa hari lagi kita bersama,
Semoga kau sadar sebelum aku benar-benar pulang.
Karena TIDAK ADA JAMINAN umurmu akan bertemu lagi, di Ramadhan yg akan datang
Saudaramu,
RAMADHAN
Sebelum Ramadan benar-benar berlalu, masih ada waktu bagi kita untuk terus meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat, semoga saja kita bisa kembali menemui Ramadan di tahun depan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Tentu saja kesedihan dan rasa cemas ini benar-benar menjadi penanda bahwa inilah bukti kecintaan kita kepada Allah SWT, sehingga kita mau sadar untuk selalu melakukan perubahan diri dan perbaikan ke arah yang lebih baik.
Dikutip dari laman Suara Muhammadiyah, ada doa yang dianjurkan baginda Rasulullah SAW untuk dibaca ketika tiba waktu akhir Ramadan, di mana salah satu maknanya adalah bisa dipertemukan kembali dengan Ramadan berikutnya:
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْع لْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا
Allahumma laa taj'alhu akhiral 'ahdi min shiyamina 'iiaahu, fa'iin taja'altahu faj 'ilnii marhuman w la taj'alni mahruman
Artinya: "Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadan ini sebagai Bulan Ramadan terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi." Aamiin allahumma aamin.
Editor: Addi M Idhom