tirto.id - Para politikus Golkar yang tergabung dalam tim sukses (timses) pencalonan Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjadi ketua umum menyatakan telah mendapatkan dukungan suara yang cukup.
Anggota timses Bamsoet, Yorrys Raweyai mengklaim Ketua DPR RI tersebut didukung oleh 400 pemilik suara sah di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
"Bambang Soesatyo sampai ini hari mendapat lebih dari 400 dukungan. Golkar di dalam Munas, berbicara suara, (DPD) tingkat II 514, DPD (tingkat) I 34, DPP 1, ormas pendukung 10, Dewan Pembina 1. Ini jumlah suara sah di dalam Munas sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga," kata Yorrys di Restoran Batik Kuring, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019).
Yorrys optimistis Bamsoet siap memenangkan pemilihan ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. Mereka yang memberikan dukungan, kata dia, mendesak Bamsoet menyelamatkan partai.
"Sehingga beliau punya prinsip, akan memimpin ke depan dan siap memenangkan pertarungan ini dengan seluruh kekuatan yang ada, secara obyektif, demokratis," kata dia.
"Kami akan melakukan perubahan-perubahan mendasar di tubuh Golkar untuk melihat dan merespons dinamika politik menuju pada 2024," tambah Yorrys.
Yorrys juga mengklaim DPD Golkar Sulawesi Selatan mendukung Bamsoet. Mereka akan bertolak ke Jakarta untuk menemui Bamsoet.
"Di bawah pimpinan ketua DPD I, Nurdin Halid, mereka mendukung kepemimpinan Airlangga sampai 2019 [saja], besok mereka ke sini akan mendeklarasikan, akan mendukung dan memilih Bambang Soesatyo pada Munas yang akan datang," ujar Yorrys.
Dia menambahkan, kepemimpinan Ketua Umum Golkar hanya boleh untuk satu periode, meskipun tidak secara eksplisit tertera di AD/ART. Menurutnya ketentuan itu untuk mendukung kaderisasi berjenjang dan alamiah di Golkar.
"Ketum itu hanya sekali, tidak boleh dua kali. Ada yang berkata 'oh ini tidak bisa, ini harus begitu', memang secara eksplisit tidak diatur di AD/ART. Tetapi [demi] komitmen membangun kebesaran Golkar dengan sistem kaderisasi berjenjang dan alamiah, maka Ketum itu hanya sekali," ujarnya.
Yorrys mencontohkan Akbar Tanjung dan Abu Rizal Bakrie juga tidak terpilih untuk periode kedua meskipun terbukti mampu memimpin Golkar dengan baik.
"Sekarang ketum yang tidak berprestasi mau memaksakan kehendak untuk diaklamasikan, untuk tetap memimpin Golkar ke depan, dengan berbagai macam argumentasi, pembenaran, seakan-akan ini karena ada turbulensi, dan lain sebagainya," kata dia.
"Kemudian ada pemaksaan-pemaksaan kehendak tentang pergantian Plt dan sebagainya yang bertentangan dengan AD/ART," tambah Yorrys.
Dia juga menyesalkan langkah sejumlah kader Golkar yang seolah "membuka borok keluarga" dan berupaya mengesankan bahwa Airlangga berhasil memimpin Golkar.
"Ini saya mau ingatkan kepada mereka semua, setop dengan cara-cara itu. Bahwa ini bukan budaya Golkar untuk membangun partai ini ke depan," kata dia.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom