Menuju konten utama

Kubu Bamsoet Tuding Kepemimpinan Airlangga di Golkar Menyimpang

Kubu pendukung Bamsoet menuding sejumlah kebijakan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menyimpang dari AD/ART. 

Kubu Bamsoet Tuding Kepemimpinan Airlangga di Golkar Menyimpang
Koordinator Bidang Hukum dan Politik DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Para politikus Golkar yang tergabung dalam tim sukses pencalonan Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai ketua umum mengkritik kepemimpinan Airlangga Hartarto di partai berlambang beringin.

Mereka menilai banyak kebijakan Airlangga yang tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

"Kepemimpinan Airlangga selama hampir 2 tahun ini telah menyimpang dari ketentuan-ketentuan organisasi. Sebagaimana diatur, disepakati, baik itu Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan sebagainya," kata anggota tim sukses Bamsoet, Yorrys Raweyai, di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019).

Yorrys mengklaim banyak persoalan yang dirasakan pengurus Golkar, mulai dari tingkat pusat hingga daerah, terkait kebijakan-kebijakan DPP.

Yoris mencontohkan masih ada 9 Plt yang menjabat dalam kepengurusan Golkar. Menurutnya hal itu melanggar ketentuan dalam AD/ART.

"Kemudian memberikan atau bertindak sewenang-wenang dalam proses pencalegan sampai penetapan dan dukungan-dukungan terhadap koalisi Jokowi," kata dia.

"Banyak sekali masalah-masalah yang dirasakan oleh kader-kader Golkar dari bawah, dan itu akan menjadi akumulasi yang pada akhirnya semua menuntut untuk segera dilakukan Munas untuk memilih pemimpin yang baru. Dan itulah muncul nama Bambang Soesatyo," tambah dia.

Yorrys pun mendorong Munas dapat terlaksana sebelum Agustus 2019. Hal itu mengingat partai koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin memiliki target melaksanakan Munas sebelum pelantikan presiden terpilih pada Oktober 2019 mendatang.

"Ada secara implisit yang kita baca sebelum penetapan DPR periode baru dan sebelum pelantikan presiden, maka seluruh partai politik pendukung 01 harus melaksanakan Munas. Setelah pelantikan Presiden, semua akan bekerja. Mekanismenya Pleno, Rapimnas, kemudian Munas. Semuanya ini pengurus. Kami harapkan tidak lebih dari Agustus [dilaksanakan] Munas," tuturnya.

Selain itu, Yorrys juga mendorong agar segera dilaksanakan evaluasi Pileg dan Pilpres 2019 untuk melihat capaian keberhasilan partai. Menurutnya, Golkar tidak mendapatkan efek ekor jas atau coattail effect dari pencalonan Jokowi-Ma'ruf.

"Dari hasil inilah yang kita sendiri pahami bahwa satu-satunya partai, pendukung 01 yang mengalami penurunan kursi atau perolehaan. Tidak mendapatksan coattail effect atau efek ekor jas. Itu tidak menjadi kebanggaan dan itu bukan menjadi pembenaran tentang ada proses-proses karena terjadi turbulensi dan sebagainya. Itu alasan-alasan yang tidak bisa diterima secara akal sehat dalam organisasi manapun, apalagi Golkar," kata Yorrys.

Baca juga artikel terkait MUNAS GOLKAR atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom