tirto.id - Erikawati (9 tahun) mungkin tak menyangka bahwa nasibnya akan berakhir nahas saat menyaksikan pementasan drama kolosal "Surabaya Membara", Jumat (9/11/2018) malam. Ia menjadi korban meninggal usai jatuh dari atas viaduk di Jalan Pahlawan Surabaya guna menghindari kereta api yang melintas.
Ayah korban, Sahluki, mengatakan bahwa putrinya itu masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Berdasarkan laporan Antara, Sahluki berkali-kali mengucapkan kalimat tauhid karena tak kuasa melihat Erikawati dipindahkan dari kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya ke mobil ambulans untuk dibawa pulang ke rumahnya di kawasan Jalan Kalimas Baru Surabaya.
Saat peristiwa itu, kata Sahluki mengenang, ada banyak penonton yang menyaksikan drama kolosal "Surabaya Membara" dari atas viaduk rel kereta api. Namun, tak lama berselang, para penonton tersebut panik karena melihat kereta api yang datang secara tiba-tiba.
Alhasil, mereka pun bergegas menyelamatkan diri masing-masing, termasuk pula Sahluki dan istrinya, Liana. Mereka berdua terjatuh dari viaduk sempit setinggi 6 meter karena terdorong para penonton lain yang ingin menyelamatkan diri.
"Di tengah kerumunan orang yang panik, putri saya terlepas dari genggaman ibunya," tutur dia, Sabtu (10/11) dini hari.
Saat ini, kata dia, istrinya masih dirawat di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya karena mengalami patah tulang di bagian tubuhnya.
Dalam kasus yang berbeda, korban meninggal lainnya sempat ditandai polisi sebagai Mr X karena tidak menemukan kartu identitasnya. Belakangan, jenazah tersebut diketahui bernama Helmi Surowijaya (16 tahun), warga Jalan Karang Tembok, Surabaya.
Ayah korban, Harijanto mengatakan, anaknya sempat berpamitan kepadanya saat hendak nonton acara "Surabaya Membara" yang bertepatan untuk memperingati Hari Pahlawan itu.
Namun, saat mengetahui adanya insiden di viaduk rel kereta api yang menewaskan tiga orang penonton, Harijanto langsung bergegas mencari keberadaan putra bungsunya itu. Ia pun tak kuasa menahan sedih saat mendengar informasi ada jenazah yang ditandai sebagai Mr X dan itu adalah putranya yang ia cari-cari.
"Ini baru pertama kalinya anak saya nonton drama kolosal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan. Dia nonton sendirian," ucap sang ayah dengan nada lirih.
Sementara satu korban lainnya adalah Bagus Ananda (17 tahun), warga Jalan Ikan Gurami, Surabaya. Jenazahnya sudah dipindahkan dari kamar mayat RSUD dr Soewandhie ke RSUD dr Soetomo Surabaya dan kemudian diambil keluarganya.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto