tirto.id - Konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas. Hal ini menyusul dua insiden penembakan oleh tentara Israel yang menewaskan dua warga sipil Palestina.
Identitas korban sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada Rabu (25/1/2023). Dikutip dari Reuters kedua korban adalah adalah pria dan salah satunya masih remaja berusia 17 tahun.
Korban pertama adalah Aref Lahlouh (20) yang diidentifikasi sebagai anggota Kelompok Islam Hamas. Sedangkan, korban kedua adalah Mohammad Ali (17), seorang pengungsi di kamp pengungsian Shuafat, Yerusalem Timur.
Kematian Lahlouh dan Ali memperpanjang daftar jumlah korban yang meninggal akibat konflik Israel dan Palestina. Berdasarkan catatan dari The Associated Press, sepanjang 2023 sudah ada 20 orang warga Palestina yang tewas ditembak oleh militer Israel.
Sebelumnya, ketegangan tinggi antar dua negara sempat berlangsung selama berbulan-bulan pada 2022, khususnya di wilayah Tepi Barat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa 2022 menjadi tahun yang paling mematikan bagi warga Palestina sejak tahun 2005.
Puncaknya terjadi pada musim semi 2022 di mana terjadi rentetan serangan yang menewaskan 170 warga Palestina dan lebih dari 30 anak-anak. Sementara itu, 9.000 warga sipil lainnya dikabarkan terluka.
Selain menewaskan warga sipil, serangan musim semi di Tepi Barat juga menewaskan 30 tentara Israel.
Kronologi Penembakan Dua Warga Palestina oleh Tentara Israel
Kronologi penembakan dua warga Palestina oleh tentara Israel telah dirilis ke publik. Bahkan, kronologi salah satu peristiwa penembakan yang terjadi pada korban Lahlouh terekam kamera CCTV.
Rekaman tersebut yang kini dipublikasikan oleh Kepolisian Israel ke sejumlah outlet media setempat. Melansir Aljazeera dalam rekaman tersebut tampak seorang pria, yang diduga sebagai Lahlouh, tengah berjalan menuju ke arah pasukan tentara Israel.
Ia muncul dari sebuah mobil yang berhenti di halte bus dekat tempat kejadian perkara. Berdasarkan rekaman tersebut, si pria tampak mengacungkan sesuatu di tangannya yang dikonfrimasi sebagai senjata tajam.
Belum sempat mendekat ke arah tentara Israel, pria tersebut jatuh ke tanah. Ketika pingsan ia diduga telah mendapatkan tembakan dari tentara Israel.
Sementara itu, kejadian kedua terjadi di kamp pengungsi Shuafat, Yerusalem Timur. Saat itu, terjadi bentrokan di kamp pengungsi antara pasukan Israel dan beberapa warga Palestina.
Bentrokan tersebut pecah pada Rabu (25/1/2023) ketika pasukan Israel datang ke kamp pengungsian dan menghancurkan rumah pria Palestina bernama Uday al-Tamimi.
Tamimi dituduh oleh pihak Israel telah membunuh seorang tentara wanita di sebuah pos pemeriksaan dekat kamp pada bulan Oktober. Tamimi ditembak mati oleh pasukan Israel setelah diburu selama 12 hari.
Pihak tentara Israel mengklaim bahwa penembakan Tamimi dilakukan karena ia mencoba melakukan serangan lain di sebuah pemukiman dekat Tepi Barat.
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Palestina korban Mohammad Ali terlibat dalam bentrokan tersebut. Remaja 17 tahun itu akhirnya meregang nyawa akibat luka parah karena ditembak oleh pasukan Israel.
Editor: Addi M Idhom