Menuju konten utama

Kriteria Pemimpin yang Ideal dalam Islam Beserta Dalil Naqlinya

Berikut ini adalah penjelasan soal kriteria pemimpin dalam islam serta dalil naqlinya.

Kriteria Pemimpin yang Ideal dalam Islam Beserta Dalil Naqlinya
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Moermahadi Soerja Djanegara (tengah) bersama Wakil Ketua BPK Bahrullah Akbar (kanan) mengikuti prosesi pengucapan sumpah jabatan Ketua BPK di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (26/4). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam di antaranya seorang muslim, bersifat adil, amanah, hingga kuat dalam menegakkan tugas pemerintahan.

Beberapa dalil naqli terkait kriteria pemimpin ideal dalam Islam seperti Ali Imran ayat 28, Al Maidah ayat 51, An-Nisa ayat 58, sampai Al-Qashash ayat 26.

Pemimpin berasal dari kata pimpin yang berarti bimbing atau tuntun. Pimpin mengandung 2 makna hubungan terlibat, yakni pihak yang dipimpin (umat) dan orang nan memimpin (imam). Orang yang memimpin dalam Islam juga dikenal sebagai khalifah, ulil amri, hingga sultan.

Pemimpin dapat dimaknai sebagai seseorang yang mampu memengaruhi atau menggerakan pihak lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Yusuf al-Qardhawi al-asyi dalam buku Kepemimpinan Islam: Kebijakan-Kebijakan Politik Rasulullah sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan (2016), menuliskan pengertian pemimpin menurut Shartle sebagai berikut:

Seseorang yang mempunyai lebih banyak pengaruh positif daripada anggota-anggota lain dalam suatu organisasi. Seseorang yang dipilih sebagai pemimpin oleh kelompok atau yang paling banyak berpengaruh dalam menentukan dan mencapai tujuan kelompok atau organisasi.”

Kriteria Pemimpin yang Ideal Dalam Islam

Kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam bermacam-macam. Cendekiawan muslim seperti Imam Syafi’i hingga Ibn Khaldun memiliki pendapat masing-masing mengenai kriteria pemimpin.

Beberapa kriteria pemimpin ideal dalam Islam yang sebaiknya dimiliki di antaranya 4: beragama muslim, bersifat adil, amanah, hingga kuat dalam menegakkan tugas pemerintaha, berikut penjelasannya:

  1. Pertama, pemimpin dalam masyarakat dengan mayoritas pemeluk Islam seharusnya adalah seorang muslim.
  2. Kedua, pemimpin harus memiliki sifat adil. Dalam hal ini, pemimpin adil adalah mereka yang taat beragama, tidak membiasakan melaksanakan dosa-dosa kecil, tidak melakukan dosa-dosa besar, hingga tidak menjalankan tindakan nan dapat meruntuhkan harga diri.
  3. Ketiga, pemimpin dalam Islam harus memiliki sifat amanah. Dari cerita Abu Dzar dalam hadis riwayat Imam Muslim yang termuat di kitab sahihnya dijelaskan bahwa jabatan di Hari Kiamat akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang-orang nan berhak memangku serta melaksanakan tugasnya dengan benar.
  4. Keempat, pemimpin dalam Islam harus kuat menegakkan tugas dan menanggung beban pemerintahannya. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu menjaga agama, mengatur siasat umat, hingga mengurus kemaslahatan menurut syara.

Dalil Naqli Kriteria Pemimpin Ideal Dalam Islam

Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an yang memuat tentang kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam:

Ali Imran Ayat 28

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّٰهِ فِيْ شَيْءٍ اِلَّآ اَنْ تَتَّقُوْا مِنْهُمْ تُقٰىةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللّٰهُ نَفْسَهٗ ۗ وَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ ٢٨

Artinya:

Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para wali dengan mengesampingkan orang-orang mukmin. Siapa yang melakukan itu, hal itu sama sekali bukan dari [ajaran] Allah, kecuali untuk menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Allah memperingatkan kamu tentang diri-Nya [siksa-Nya]. Hanya kepada Allah tempat kembali,”(QS. Ali Imran [3]:28).

Surah Al Maidah Ayat 51

۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ٥١

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia[-um]. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim,”(QS. Al-Maidah [5]:51).

Surah An-Nisa Ayat 58

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا ٥٨

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,”(QS. An-Nisa [4]:58).

Surah Al-Qasas Ayat 26

قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ ٢٦

Artinya:

Salah seorang dari kedua [perempuan] itu berkata, ‘Wahai ayahku, pekerjakanlah dia. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya,’”(QS. Al-Qasas [28]:26).

Baca juga artikel terkait PEMIMPIN DALAM ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Maria Ulfa