Menuju konten utama

Krisis Kesehatan Makin Parah, Menkes Venezuela Diberhentikan

Presiden Venezuela Nicolas Maduro memecat menteri kesehatan beberapa hari setelah pemerintah membuka data yang menunjukkan bahwa krisis kesehatan di negara itu semakin parah.

Krisis Kesehatan Makin Parah, Menkes Venezuela Diberhentikan
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara dalam siaran mingguannya "En contacto Maduro" (Kontak dengan Maduro) di Caracas, Venezuela, Selasa (13/9). ANTARA FOTO/Miraflores Palace/Handout via REUTERS.

tirto.id - Setelah pemerintah membuka data mengenai krisis kesehatan di negara itu yang semakin parah, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengambil langkah untuk memberhentikan menteri kesehatan Antonieta Caporale.

Antonieta Caporale, dokter ahli kandungan yang menjabat sebagai menteri kesehatan selama hanya empat bulan, digantikan oleh ahli farmasi Luis Lopez, menurut pengumuman pemerintah.

Data kementerian yang dipublikasikan pekan ini menunjukkan bahwa angka kematian bayi meningkat 30 persen, kematian ibu melahirkan naik 65 persen dan kasus malaria 76 persen tahun lalu. Juga ada lonjakan terkait penyakit seperti difteria dan Zika.

Pada tahun keempat resesi yang sangat parah, Venezuela sekarang sedang mengalami krisis persediaan obat-obatan dan peralatan medis dasar. Sebuah perhimpunan perusahaan obat-obatan mengatakan sekitar 85 persen obat-obatan saat ini hampir habis, seperti dikutip dari BBC.

Jutaan orang juga menghadapi masalah keterbatasan pangan serta inflasi yang meroket hingga memicu protes terhadap Maduro.

Saat mengumumkan perombakan Kabinet pada Kamis malam, Wakil Presiden Tareck El Aissami tidak menyebutkan alasan pemberhentian menteri kesehatan.

"Presiden Nicolas Maduro berterima kasih atas tugas (yang telah dijalankan) Dokter Antonieta Caporale," tulisnya di Twitter.

Kementerian Kesehatan tidak pernah mengeluarkan data kesehatan setelah Juli 2015.

Kementerian menggolongkan angka kematian bayi pada anak-anak berusia nol sampai satu tahun dan kematian ibu melahirkan pada perempuan saat mengandung atau dalam 42 hari setelah akhir kehamilan.

Pemerintahan Presiden Nicolas Maduro yang berhaluan sosialis sedang diguncang aksi demonstrasi menuntut turunnya Maduro. Aksi yang sudah berlangsung selama enam minggu berturut-turut ini terjadi karena rakyat Venezuela ingin pemerintah segera mengatasi krisis ekonomi yang semakin meresahkan. Rakyat juga menuntut untuk digelar pemilihan umum ulang.

Warga Venezuela di Spanyol pun bersimpati pada perjuangan saudara senegaranya dan menggelar aksi serupa di halaman depan Kedutaan Besar Venezuela di Madrid, Spanyol, Kamis (11/5/2017) waktu setempat. Mereka menuntut “pembebasan Venezuela”.

“Apa yang kami inginkan adalah pemilu dan Presiden Maduro lengser,” ujar Salvador Rocafull, dokter bedah berdarah Spanyol-Venezuela, yang ikut berpartisipasi dalam demonstrasi.

Baca juga artikel terkait KRISIS VENEZUELA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri