tirto.id -
Komisioner KPU Pramono Ubaid menyampaikan, tak ada satu daerah pun yang diprioritaskan dalam melakukan input data hasil hitung surat suara ke server KPU.
"Jadi kita tidak mungkin bisa jadi dirigen. Itu secara natural aja berjalan. Siapa yang bisa lebih cepat men-scan dan entry itu yang bisa duluan masuk ke kita," ujarnya di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).
Hingga saat ini, hasil hitung suara pemilu presiden dan wakil presiden 2019 di situs KPU memang masih berlangsung.
Namun, ada ketimpangan jumlah suara yang telah masuk di masing-masing daerah seperti, misalnya, Jawa Timur dengan DKI Jakarta.
Hingga Jumat (19/4/2019) pukul 15.45.03 WIB, data rekapitulasi KPU menunjukkan 19.243 TPS (2,36589 persen) tercatat dari 813.350 TPS di seluruh Indonesia.
Rekapitulasi ini menunjukkan peroleh hitung nyata (real count) Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf di Jawa Timur sebanyak 305.863, sedangkan Paslon 02 Prabowo-Sandi 126.910.
Kemudian, peroleh suara Jokowi-Ma'ruf di DKI Jakarta mencapai 63.461, sedangkan Prabowo-Sandi 59.688 suara.
Ubaid menilai hal tersebut bisa disebabkan karena adanya perbedaan jumlah pemilih di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
"Tidak ada sama sekali perintah atau komando dari KPU RI untuk mendahulukan atau mengakhirkan proses upload di situng kita. Karena itu tidak mungkin," ucapnya.
Ubaid menjelaskan, mekanisme input data dalam server tersebut berasal dari rekapitulasi masing-masing TPS yang kemudian dibawa ke tingkat kecamatan.
Di tingkat kecamatan, masing-masing rekapitulasi hasil suara di TPS itu sudah dipegang buktinya oleh saksi masing-masing paslon dan parpol.
Hasil suara di kecamatan kemudian direkap di tingkat kabupaten/kota dan di sana lah input data dilakukan oleh KPU masing-masing daerah ke dalam server.
"Sebagian hasil rekapitulasi kan diserahkan ke saksi-saksi paslon, saksi parpol juga ke pengawas pemilu, nanti ada satu salinan lagi yang langsung dibawa ke kabupaten kota dan itu yang nanti dilakukan scan upload dan entry," ucapnya.
RALAT:
Berita ini diperbaharui pada pukul 16.15 WIB, karena ada kesalahan.
Dalam berita ini sebelumnya tertulis "Pukul 14.00 WIB, misalnya, Jawa Timur sudah mencapai 254.810.664, sementara DKI Jakarta baru 598.327".
Data ini salah, sehingga kami revisi. Mohon maaf atas kekeliruan. Terima kasih.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari