tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban tewas akibat erupsi Gunung Marapi di Sumatra Barat bertambah menjadi 16 orang. Jumlah itu berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Rabu (6/12/2023) pukul 07.00 WIB.
"Sebelas di antaranya sudah dapat diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification atau Tim DVI. Sementara 5 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi di RSUD dr Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kepada reporter Tirto, Rabu (6/12/2023).
Dengan adanya penambahan korban tersebut, maka jumlah pendaki yang belum bisa dievakuasi sebanyak tujuh orang. Tim gabungan masih melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban yang berada di kawasan Gunung Marapi.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Aam itu menjelaskan Gunung Marapi masih terus mengalami erupsi. Gunung yang berada di Sumbar tersebut sudah mengalami erupsi sebanyak 46 kali.
Erupsi terakhir tercatat melalui seismograf pada Selasa (5/12/2023) pukul 06.24 WIB dengan amplitudo maksimum 25.1 mm dan durasi 80 detik. Gunung api dengan ketinggian 2.891 mdpl tersebut masih berstatus waspada atau level II.
BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar bersama tim gabungan terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi. Hal itu guna melakukan tindakan cepat dalam penanganan evakuasi warga apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar.
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi diimbau untuk tidak berada di sekitar puncak hingga status waspada dicabut. Selain itu, masyarakat yang berada di 4 kecamatan di sekitar Gunung Marapi diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
"Kami mengimbau masyarakat untuk memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan," tutur Aam.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak terpancing kabar hoaks.
"Harap selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat," tukas Aam.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Gilang Ramadhan