tirto.id - Deinfluencing kini menjadi tren dan makin berkembang dengan adanya beberapa konten kreator besar yang aktif mengampanyekan gerakan ini. Lantas, siapa saja content creators yang aktif dalam deinfluencing?
Seiring berkembangnya media sosial yang memudahkan promosi suatu barang atau jasa lewat influencers, banyak orang terdorong untuk membeli atau menggunakan produk yang sedang tren meski sebenarnya tidak terlalu membutuhkannya. Akibatnya, budaya konsumtif, konsumerisme, dan belanja yang impulsif menjadi sesuatu yang sulit dihindari di era ini.
Namun sekarang, muncul tren deinfluencing yang tujuannya justru mengurangi konsumsi berlebihan. Dilansir dari Vogue, gerakan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membeli produk yang tidak terlalu dibutuhkan.
Deinfluencing dipromosikan oleh influencers yang alih-alih promosi barang, mereka justru mengajak audiens agar tidak membeli produk yang mahal, berlebihan, dan tidak etis untuk lingkungan.
Influencers atau content creators yang aktif dalam membagikan gerakan ini kerap disebut dengan deinfluencer.
Bukan sekadar mengajak audiens agar tidak membeli produk, konten deinfluencer juga biasanya cukup beragam. Mulai dari mengkritik produk kecantikan hingga mempromosikan gaya hidup underconsumption core, yaitu menggunakan barang hingga benar-benar habis sebelum membeli yang baru.
Selain karena deinfluencer yang makin vokal, tren ini juga kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya skeptisisme terhadap influencer yang dibayar untuk mempromosikan suatu barang. Apa yang diklaim dalam konten saat melakukan ulasan produk belum tentu merupakan suatu kenyataan yang sebenarnya dirasakan.
Di sisi lain, setiap tren memiliki paradoksnya tersendiri. Menurut laman GQ, meski deinfluencing menentang budaya konsumtif, tapi media sosial merupakan platform yang dirancang untuk mendorong konsumsi.
Kendati demikian, kita bisa memandang hal ini dari sudut pandang yang positif dan mengurangi membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Konten Kreator yang Aktif dalam Gerakan De-influencing
Adapun sejumlah deinfluencer konten kreator yang aktif dalam mempromosikan gerakan deinfluencing.
1. Cempaka Asriani
![Cempaka Asriani. instagram/casriani Cempaka Asriani](https://mmc.tirto.id/image/2025/02/10/cempaka-asriani.jpg)
Cempaka Asriani, atau Casriani, merupakan content creator Indonesia yang aktif mengampanyekan soal mindful consumption dan minimalisme. Ia kerap mengkritik soal fast fashion dan mempromosikan outfit repeater, atau menggunakan pakaian secara berulang dan 'itu-itu saja'.
Conscious fashion menjadi fokus utama dalam kebanyakan kontennya meski terkadang ia juga membahas soal make up. Username Casriani di TikTok yaitu @itscasriani.
2. Venetia La Manna
![Venetia La Manna. instagram/venetialamanna Venetia La Manna](https://mmc.tirto.id/image/2025/02/10/venetia-la-manna.jpg)
Jika mencari influencer luar yang aktif menyuarakan deinfluencing, Venetia La Manna merupakan salah satunya. Bukan hanya aktif sebagai deinfluencer, Venetia La Manna adalah seorang aktivis mode berkeadilan yang aktif menyoroti praktik tidak etis dalam industri fashion.
Melalui media sosialnya, @venetialamanna, ia mengkritik merek-merek besar yang merusak lingkungan dan secara rutin mengorganisir aksi melawan industri fast fashion. Ia juga menciptakan podcast "All The Small Things" yang mewawancarai para ahli tentang isu-isu keadilan sosial dan lingkungan.
3. DepressionDotGov
![DepressionDotGov. TikTok/@depressiondotgov DepressionDotGov](https://mmc.tirto.id/image/2025/02/10/depressiondotgov.jpg)
Depressiondotgov dalam salah satu videonya menjelaskan mengapa ia menjadi deinfluencer. Ia menyadari bahwa adanya pergeseran media sosial di mana influencer dan perusahaan bertujuan untuk mempromosikan suatu barang agar menjadi viral dan mengklaim bahwa itu adalah hal yang harus dimiliki.
Padahal, influencers memang dibayar untuk hal tersebut sehingga ada kemungkinan bahwa mereka tidak jujur. Namun, ia tidak bermaksud melarang orang lain untuk membeli sesuatu yang membawa kebahagiaan pribadi.
"Aku berkali-kali mengekspresikan bahwa aku hanya ingin orang berpikir sebelum membeli sesuatu," ujarnya.
Dalam kontennya, ia menekankan mindful consumption yang merupakan kebalikan dari mindless consumption, atau membeli sesuatu tanpa berpikir panjang.
4. Paige Pritchard
![Paige Pritchard. Instagram/@overcoming_overspending Paige Pritchard](https://mmc.tirto.id/image/2025/02/10/paige-pritchard.jpg)
Sama seperti deinfluencer lainnya, Paige Pritchard juga menggunakan platformnya untuk mengajak audiens melakukan deinfluencing. Ia menjelaskan bagaimana agar tidak melakukan overspending atau melakukan pengeluaran berlebihan melalui gerakan tersebut.
Terkadang, beberapa orang mengalami masalah belanja impulsif dan akhirnya menumpuk banyak sampah. Melalui akunnya, @overcoming_overspending, dia vokal dalam menjelaskan kedisiplinan diri ketika membuat keputusan finansial.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno