Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Konflik Cina & Taiwan Meningkat Lagi: Tiongkok akan Invasi?

Konflik Cina dan Taiwan meningkat lagi baru-baru ini, bahkan Tiongkok dilaporkan akan melakukan invansi. 

Konflik Cina & Taiwan Meningkat Lagi: Tiongkok akan Invasi?
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melambaikan tangannya saat ia menaiki kapal selam kelas Hai Lung (SS-794) dalam kunjungannya ke pangkalan angkatan laut di Kaohsiung, Taiwan, Selasa (21/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu/cfo/17

tirto.id - Konflik antara Cina dan Taiwan belum mereda. Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, langkah Cina yang akan mendaratkan pasukan ke negaranya, menyita pelabuhan dan bandara akan sukar dilakukan.

Al Jazeera melaporkan, ancaman terbaru dari Cina di tengah meningkatnya ketegangan dua negara itu kembali terjadi. Cina mengklaim, pulau yang didiami Taiwan masuk dalam wilayahnya.

Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir, Cina meningkatkan kegiatan militernya di dekat Taiwan sebagai bentuk penekanan agar Taiwan mau menerima pemerintahan Cina.

Terkait dengan isu invansi Cina, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, kapasitas transportasi Cina sangat terbatas sehingga susah untuk mendaratkan semua pasukannya sekaligus. Sebab, Cina harus bergantung pada kapal RORO "non standar" yang membutuhkan fasilitas pelabuhan dan pesawat angkut yang membutuhkan bandara.

“Namun, militer negara [Taiwan] sangat mempertahankan pelabuhan dan bandara, dan mereka tidak akan mudah untuk diduduki dalam waktu singkat. Operasi pendaratan akan menghadapi risiko yang sangat tinggi," kata kementerian itu seperti dikutip Al Jazeera dari Reuters.

Menurut kementerian itu, tantangan lain yang akan dihadapi Cina ketika melakukan invansi adalah pasukan pendarat perlu mendapat pasokan senjata kembali, makanan dan obat-obatan saat melintasi Selat Taiwan.

"Selat Taiwan menjadi parit alami yang dapat dipakai untuk operasi pencegatan bersama, memotong pasokan militer Komunis, sangat mengurangi efektivitas tempur dan daya tahan pasukan pendaratan.”

Ilustrasi Konflik China Taiwan

Kendaraan militer Taiwan melakukan parade saat perayaan Hari Nasional di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Minggu, 10 Oktober 2021. FOTO/AP Photo/Chiang Ying-ying

Selain itu, kata kementerian, Cina juga perlu menjaga beberapa pasukannya sebagai cadangan. Tujuannya untuk mencegah pasukan asing bergabung dengan tentara Taiwan.

“Pangkalan militer AS dan Jepang dekat dengan Taiwan, dan setiap serangan Komunis China tentu akan dipantau secara ketat, ditambah lagi perlu cadangan pasukan untuk mencegah intervensi militer asing,” tambahnya.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sedang mengawasi program modernisasi militer untuk membuat pulau itu lebih sulit diserang. Taiwan juga membuat senjata presisi seperti rudal jarak jauh untuk mengalahkan kekuatan penyerang.

Di sisi lain, Pemerintah Taiwan berencana untuk membelanjakan tambahan 240 miliar dolar Taiwan (8,66 miliar dolar AS) selama lima tahun ke depan untuk sebagian besar digunakan untuk senjata angkatan laut, termasuk rudal dan kapal perang.

Pendapat Ahli dan Mantan PM Jepang

Namun, para ahli mengatakan, Cina tetap punya cara lain untuk melakukan invansi dan membuat Taiwan bertekuk lutut, termasuk dengan serangan rudal.

Sedangkan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe memperingatkan Cina sembari mengatakan: serangan militer ke Taiwan sama saja dengan "bunuh diri". Bahkan, menurut Abe, ancaman Cina terhadap taiwan adalah tantangan yang mengerikan bagi Tokyo.

“Ada ancaman terhadap Taiwan dan demokrasinya. Ini adalah tantangan besar bagi kita semua, terutama bagi Jepang,” kata Abe dalam pidato video utama di forum keamanan di Taipei seperti dikutip The Australian.

“Petualangan dalam urusan militer, jika dikejar oleh ekonomi besar seperti China, bisa dibilang bunuh diri," tambahnya.

Baca juga artikel terkait KONFLIK CHINA-TAIWAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya