tirto.id - Melihat jari kaki anak mengarah ke dalam mungkin dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Namun, kondisi ini biasanya tidak disertai dengan rasa sakit dan sering terjadi pada anak-anak hingga usia 8 tahun.
Kondisi tersebut dikenal sebagai Pigeon Toes atau Pediatric Toeing alias kaki merpati. Disebut juga dengan Pigeon Feet, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua kaki dan biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pigeon toe sering berkembang di dalam rahim atau karena anomali genetik, sehingga seseorang tidak dapat berbuat banyak untuk mencegahnya.
Jika anak kecil berjari merpati, bukan berarti ada yang salah dengan kakinya. Itu hanya memberi tahu ke arah mana jari-jari kaki menunjuk saat anak berjalan, demikian dikutip dari laman resmi University of Iowa Stead Family Children's Hospital.
Kebanyakan anak yang mengalami Pigeon Toe tidak membutuhkan pengobatan. Mungkin perlu beberapa tahun sebelum kondisi kaki pulih. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan mungkin diperlukan.
Lantas apa penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi Pigeon Toe? Berikut ini penjelasannya dihimpun dari laman Medical News Todaydan Healthline.
Penyebab Pigeon Feet
Setidaknya ada tiga jenis Pigeon Toes pada anak-anak berdasarkan penyebabnya. Ketiga jenis itu paling umum terjadi dan juga memerlukan perlakuan yang berbeda.
Pertama, metatarsus varus atau metatarsus adductus. Dalam kondisi ini, kaki memiliki tampilan setengah bulan yang melengkung. Bagian depan kaki miring ke tengah, sedangkan bagian belakang kaki dan pergelangan kaki normal. Jenis jari kaki merpati ini biasanya dihasilkan dari posisi yang diambil anak di dalam rahim.
Metatarsus varus cukup umum terjadi pada bayi yang sungsang in utero, artinya mereka menghadap ke arah yang salah dalam kandungan. Ini juga terjadi lebih sering pada anak-anak yang ibunya memiliki tingkat cairan ketuban yang rendah. Untuk beberapa orang dengan kondisi tersebut, mungkin ada riwayat keluarga.
Kondisi ini biasanya 'fleksibel' dan kaki bisa dengan mudah diluruskan. Ini hilang seiring dengan bertambahnya usia anak, dan tidak diperlukan perawatan lebih lanjut. Jika posisi kaki "tetap" dan tidak membaik, perawatan lebih lanjut terkadang diperlukan.
Jika diinginkan, orang tua juga dapat dengan lembut meregangkan kaki bayi beberapa kali sehari untuk membantu mengoreksi bentuknya, meskipun ini tidak perlu.
Kedua, torsi tibialis internal. Torsi tibialis internal disebabkan oleh putaran ke dalam dari tulang kaki bagian bawah, atau tibia. Ini awalnya tidak terlihat tetapi sering menjadi jelas pada waktu yang hampir bersamaan dengan langkah pertama anak.
Anak-anak dengan torsi internal tibialis biasanya tidak merasakan sakit apa pun, tetapi orang tua sering melaporkan bahwa anak mereka sering jatuh saat berjalan.
Seiring bertambahnya usia anak, jenis jari kaki merpati ini hampir selalu dapat pulih sendiri tanpa pengobatan. Anak yang mengalaminya juga tidak memerlukan terapi, penyangga, atau gips.
Jika tidak sembuh saat anak mencapai usia 9 atau 10 tahun, kondisi torsi internal tibialis mungkin memerlukan pembedahan. Prosedurnya melibatkan pemotongan dan pemasangan kembali tulang yang bengkok untuk meluruskan kaki.
Ketiga, anteversi femoralis. Pigeon Toe jenis ini sangat umum dan terjadi pada 10 persen anak-anak. Tulang kaki bagian atas, yang dikenal sebagai tulang paha, mengalami terlalu banyak rotasi ke dalam sendi pinggul. Hal ini mungkin terjadi karena tekanan di pinggul sebelum lahir, meskipun penyebab sebenarnya tidak diketahui.
Kondisi Pigeon Toe jenis ini biasanya hilang pada usia 8 tahun. Jika gejala berlanjut setelah usia ini, konsultasikan dengan ahli bedah ortopedi untuk menentukan apakah anak memerlukan pembedahan korektif.
Mengenali Ciri-Ciri Pigeon Feet
Ciri-ciri kondisi Pigeon Toes atau kaki merpati (Pigeon Feet) di anak-anak bisa dikenali berdasarkan usia tumbuh kembangnya.
Pada bayi usia di bawah 1 tahun, ciri-ciri kondisi Pigeon Toe terlihat jika bagian depan kaki dan jari kaki sering menekuk ke arah tengah kaki. Bagian luar kaki bayi biasanya berbentuk setengah bulan. Ini sering terjadi pada kedua kaki.
Sementara pada balita berusia 1 sampai 3 tahun, jari kaki merpati mungkin tampak bengkok. Jari kaki merpati yang paling sering terlihat pada balita biasanya merupakan hasil dari torsi tibialis, di mana tulang kering berputar ke dalam.
Adapun pada anak-anak usia 3-10 tahun, anteversion femoralis adalah penyebab paling sering Pigeon Toe. Anak-anak dengan kondisi ini sering kali lebih memilih untuk duduk dalam posisi "w", di mana lutut mereka tampak mengarah ke dalam. Tidak ada salahnya membiarkan anak duduk dengan posisi ini jika mereka menginginkannya.
Pigeon toe terlihat sedikit berbeda saat anak-anak mulai berjalan dan seiring bertambahnya usia. Sangat sering, penyebabnya adalah karena tungkai, bukan kaki, dan jari kaki anak tampak mengarah ke satu sama lain.
Cara Mengatasi Pigeon Feet pada Anak-anak
Dalam kasus ringan atau sedang, kondisi Pigeon Toe pada anak-anak cenderung bisa hilang tanpa harus ada terapi atau pengobatan apa pun. Namun, pemulihan bisa memakan waktu beberapa tahun. Dalam periode panjang, tulang-tulang kaki anak sering kali mengendap dengan sendirinya.
Bayi dengan kondisi adductus metatarsus yang serius mungkin memerlukan serangkaian gips yang dipasang di kaki selama berminggu-minggu. Kondisi ini biasanya tidak terjadi sampai bayi berusia setidaknya enam bulan.
Gips dimaksudkan untuk memperbaiki kesejajaran kakai sebelum anak mulai berjalan. Dokter mungkin melakukan teknik peregangan dan pijat untuk membantu pertumbuhan tulang bayi ke arah yang benar.
Untuk torsi tibialis atau torsi femoralis medial, tidak ada gips, kawat penyangga, atau sepatu khusus yang diperlukan dalam banyak kasus. Hanya saja butuh waktu untuk pemulihan. Ada suatu masa ketika kawat penyangga dan berbagai perangkat lain direkomendasikan untuk anak-anak dengan jari kaki merpati. Tetapi sebagian besar tidak efektif.
Jika pada usia 9 atau 10 tahun belum ada perbaikan yang nyata, pembedahan mungkin diperlukan untuk menyelaraskan tulang kakinya dengan benar.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom