tirto.id - Cambridge Analyrica, firma yang ditunjuk Donald Trump dalam kampanye pilpres AS 2016 lalu terindikasi melakukan pengambilan data pribadi para pengguna Facebook secara ilegal. Data tersebut kemudian disalahgunakan demi kepentingan kemenangan Trump sebagai Presiden AS.
Data yang dicuri dari akun Facebook ini juga memicu kekhawatiran penggunanya dari Indonesia. Namun berdasarkan investigasi awal yang dilaporkan Facebook pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, tidak terdapat akun dari Indonesia yang bocor terkait kasus Cambridge Analytica.
"Investigasi awal tidak ada satupun yang namanya dari Indonesia tersedot Cambridge Analytica ini," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani di Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Semuel mengatakan hasil investigasi awal tersebut senada dengan tidak adanya laporan masyarakat yang merasa akunnya bocor kepada Polri.
Dalam investigasi awal itu juga disebutkan dari laporan sebelumnya sebanyak 87 juta akun yang disalahgunakan datanya oleh Cambridge Analytica, ternyata hanya 30 juta dan hanya di AS.
Semuel mengatakan berdasarkan investigasi awal juga ditemukan tidak ada pelanggaran pengamanan data yang dilakukan Facebook dan Cambridge Analytica tidak pernah sekalipun menembus pengamanan data itu.
Adapun informasi yang dapat dibagikan tergantung pada pengaturan privasi masing-masing akun Facebook.
"Tidak ada kebocoran, yang ada sesuai dengan perjanjian Facebook dengan Cambridge Analytica itu juga dibatasi bagaimana pengaturan privasi levelnya," kata Semuel seperti dilansir Antara.
Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan mengatur privasi media sosial apabila tidak ingin informasinya dibagikan secara umum.
Kominfo pun akan terus memantau perkembangan investigasi yang masih terus berjalan itu untuk mengetahui informasi selanjutnya. "Harapan pemerintah semua aplikasi mematuhi aturan Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, dilaporkan sebanyak satu juta akun Facebook dari Indonesia termasuk dalam 87 juta akun yang disalahgunakan oleh firma hukum Cambridge Analytica pada pemilihan presiden AS 2016.
Facebook pun telah memenuhi panggilan Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara pada 7 Mei lalu untuk memberikan penjelasan mengenai kebocoran data pengguna Facebook Indonesia.
Kedatangan Facebook Internasional diwakili oleh Wakil Presiden Kebijakan Publik Facebook untuk Wilayah Asia Pasifik (Vice President of Public Policy Facebook Asian Pasific), Simon Milner.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari