tirto.id - Komite Nasional Keselamatan Transportrasi (KNKT) bersikap terkait isi rekaman suara dalam kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) pesawat Boeing 737-8 (MAX) registrasi PK-LQP yang dioperasikan Lion Air dengan nomor penerbangan JT610.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, isi rekaman CVR tidak sama dengan berita di media inetrnasional.
Menurut KNKT, lanjut dia, isi berita itu adalah opini seseorang atau beberapa orang yang kemudian dibuat seolah-olah seperti isi CVR.
"Di media telah beredar berita yang menyebut sebagai isi dari CVR penerbangan JT610 dan penerbangan JT043. KNKT menyampaikan, hasil download CVR merekam sejak persiapan penerbangan JT610 sampai dengan akhir penerbangan. Penerbangan JT043 sudah terhapus (overwritten), sehingga sudah tidak ada di CVR," kata dia dalam rilis yang diterima Tirto, Kamis (21/3/2019).
Mereka ingin mencari tahu penyebab moncong pesawat yang dikemudikannya meluncur ke bawah, namun para pilot tak menemukan penyebabnya dalam buku panduan.
Soerjanto mengatakan, KNKT telah melakukan kunjungan ke Boeing untuk melakukan rekonstruksi penerbangan JT610 menggunakan engineering simulator.
Selain itu, KNKT berdiskusi terkait sistem pesawat Boeing 737 MAX 8 dengan Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) regulator penerbangan sipil Amerika Serikat.
Menurut dia, materi diskusi terkait desain sistem MCAS (Manuvering Characteristic Augmentation System) dan approval (persetujuan)yang diberikan oleh FAA.
"Terkait seluruh hasil investigasi ini akan disampaikan oleh KNKT pada final report yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada bulan Agustus atau September 2019," kata Soerjanto.
Pesawat Lion Air registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018. Seluruh penumpang, kru, dan pilot sebanyak 189 orang meninggal dunia.
Editor: Zakki Amali