tirto.id - Pandemi Corona (COVID-19) di Eropa membuat klub-klub Liga Perancis terancam bangkrut. Hal ini dikarenakan banyak klub yang mengeluarkan dana untuk gaji pemain, tetapi tidak memiliki pemasukan akibat kompetisi yang dihentikan sementara.
Dilansir AFP yang dikutip Antara pada Senin (23/3/2020), banyak liga-liga Eropa yang merugi hingga ratusan juta euro. Ligue 1 Perancis sendiri dikabarkan bakal merugi 500-600 juta euro akibat ditundanya kompetisi.
Bagi klub yang mapan seperti Paris Saint Germain (PSG), situasi ini tidak terlalu berdampak bagi keuangan mereka meski potensi kerugian lebih besar karena gaji pemain yang fantastis. Akan tetapi, mereka juga memiliki sponsor dan pemasukan lainnya untuk menutup pengeluaran klub.
Lain halnya dengan klub-klub papan tengah Ligue 1 yang keuangannya pas-pasan dan masih konvensional. Masih banyak klub yang mengandalkan pemasukan dari penjualan produk-produk klub dan tiket pertandingan sepak bola yang sasarannya adalah penggemar mereka.
Anggota Dewan Direksi Klub St Etienne, Bernard Caiazzo, menyebut banyak klub profesional, terutama dari Liga Perancis bisa bangkrut jika krisis COVID-19 tidak teratasi selama enam bulan.
"Tanpa bantuan negara, dalam waktu enam bulan klub-klub profesional akan mengalami kebangkrutan," tutur Bernard Caiazzo, dikutip dariAntara.
"Lima kompetisi terbesar di Eropa sudah mengalami kerugian mencapai 4 miliar euro. Liga Perancis merugi antara 500-600 juta Euro," tambahnya.
Liga Perancis sendiri mulai menghentikan kompetisi pada awal Maret 2020. Jika menurut perhitungan Bernard Caiazzo, maka klub-klub bisa bertahan setidaknya hingga bulan September 2020.
Beberapa federasi sepak bola meyakini bahwa kompetisi dapat berlanjut pada akhir Juni, atau awal Juli 2020. Hal ini mengacu pada penanganan virus Corona di Cina, sebagai tempat ditemukannya COVID-19 yang mulai menunjukkan progres positif setelah dua bulan.
Namun, jurnalis The Mail, Oliver Holt, meragukan kompetisi sepak bola Eropa dapat dilanjutkan pada bulan Juni atau Juli. Kepada Sky Sports, ia menyebut bisa saja membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melanjutkan kompetisi.
"Rencana untuk melanjutkan kompetisi pada tanggal 30 Juni adalah sesuatu yang sangat ambisius, tetapi dalam situasi seperti Anda tidak bisa menentukan waktunya secara tepat," ujar Holt.
Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah cara yang bisa dilakukan mengatasi wabah, alih-alih membahas kapan kompetisi dilanjutkan. Pasalnya, tenaga kesehatan yang tersedia saat ini sudah kewalahan menghadapi lonjakan penderita virus Corona.
Namun, jika kompetisi urung dimulai dalam waktu dekat, maka krisis kesehatan yang saat ini melanda sepak bola Eropa, bakal menular ke krisis keuangan untuk klub-klub papan tengah.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya