Menuju konten utama

Klaim 17,5 Juta DPT Tak Wajar, Gerindra: Ada Pemilih Belum Lahir

Menurut Riza, ada banyak pemilih yang berumur di bawah 17 tahun. Namun, setelah dicek ada yang berumur satu bulan hingga enam bulan, bahkan ada yang belum lahir.

Klaim 17,5 Juta DPT Tak Wajar, Gerindra: Ada Pemilih Belum Lahir
Petugas KPU Mamuju menyusun kotak suara Pemilu di Kantor KPU Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (08/02/2019). ANTARA FOTO/Akbar Tado/ama.

tirto.id - Wakil Ketua Komisi II DPR dari Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menyampaikan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menemukan ada 17,5 juta orang yang mencurigakan dalam Data Pemilih Tetap (DPT).

Berdasarkan temuan BPN, kata Riza, ada orang yang tahun kelahirannya tidak sesuai, seperti lahir di tahun 3036. "Ini ada [yang lahir] tahun 3036. Berarti kan belum lahir dia. Dan seterusnya," kata Riza di Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Awalnya, kata Riza, ada banyak pemilih yang berumur di bawah 17 tahun. Namun, setelah dicek ada yang berumur satu bulan hingga enam bulan, bahkan ada yang belum lahir.

Lebih lanjut, Riza mengungkapkan, BPN juga menemukan ada banyak pemilih yang berumur lebih dari 90 tahun, bahkan ada yang berusia ratusan tahun. Menurut dia, pemilih berusia 90 tahun itu tercatat mencapai lebih dari 300 ribu orang.

"Ada yang lahir tahun 1874, 1873. Umurnya sampai 140 tahun. Ini kan contoh. Makanya jangan selalu dipandang negatif," katanya lagi. "Ini data yang harus dibersihkan bersama-sama."

Menurut Riza, temuan ini bukan dalam rangka untuk mendelegitimasi KPU. Untuk itu, Riza menegaskan bahwa masalah ini harus diklarifikasi demi Pemilu yang lebih baik.

"Ini temuan yang harus disikapi secara positif," ucap Riza.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyampaikan, institusinya tidak mengabaikan temuan BPN. Sampai sekarang, KPU juga tengah memastikan hal tersebut.

Kemungkinan besar, menurut Arief, hal itu terjadi karena ada DPT ganda. "Nanti kalau kami temukan kalau ada yang sama, akan kami coret dan mereka tidak bisa menggunakan dua hak pilihnya," ucap Arief di lokasi yang sama.

Di sisi lain, Komisioner KPU Viryan Azis mengakui memang ada pemilih yang tanggal dan bulan lahirnya sama, sebagaimana ditemukan BPN. Namun, Viryan memastikan data mencurigakan ini bukanlah data invalid.

"Pemilu sebelumnya sudah ada seperti ini, 2014 juga seperti itu. Dengan demikian ini bukan data tidak wajar, tetapi data yang secara administrasi kependudukan, demikian adanya," kata Viryan di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).

Berdasarkan temuan KPU, data tersebut hanya fenomena dalam kegiatan administrasi kependudukan. Ia tak setuju bila fenomena ini dianggap merupakan DPT ganda yang menyebabkan adanya potensi kecurangan.

"Misalnya ada pemilih pada saat kegiatan administrasi kependudukan, tidak ingat lahirnya tanggal berapa, bulan berapa, hal-hal seperti itu kemudian disamakan tanggal lahirnya," tuturnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto