tirto.id - Juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Saleh Daulay, merespons pernyataan Kivlan Zein ke Ketum Partai Demokrat dan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief terkait keadaan politik terkini.
Kivlan disebut menggunakan diksi 'alat kelamin' yang dialamatkan kepada Andi Arief dan SBY.
Menurut Saleh, seharusnya semua orang bisa berusaha mendinginkan suasana dengan mengeluarkan pernyataan dan ungkapan di publik dengan tidak sembarangan.
"Kalaupun harus bicara, diksi yang digunakan harusnya tidak membuat siapa pun tersinggung. Kelihatannya, Pak Kivlan hanya memberikan respons pada Andi Arief. Mungkin karena terbawa suasana batin, akhirnya sempat sepintas menyebut nama SBY," kata dia, saat dihubungi wartawan, Jumat (10/5/2019).
Ia juga meminta kepada para pimpinan partai koalisi di BPN untuk memberikan arahan kepada pengurus dan kadernya masing-masing dalam memberikan pernyataan.
"Pernyataan yang disampaikan mestinya tidak malah justru memicu kerenggangan hubungan dan komunikasi. Sebaliknya, pernyataan itu mestinya didasari atas perjuangan dan kesamaan visi politik lintas partai dalam koalisi BPN," kata dia.
"Dua hari lalu saya mengusulkan agar persoalan ungkapan ‘setan gundul’ cukup dibicarakan di internal koalisi BPN. Kalau dibawa keluar, akibatnya seperti ini. Bisa menimbulkan ketegangan baru. Ujungnya, yang rugi adalah BPN sendiri," lanjut dia.
Sebelumnya, Kivlan Zein berkomentar terkait pernyataan 'setan gundul' yang dilontarkan politikus Partai Demokrat, Andi Arief.
Di akun Twitternya Senin (7/5/2019), Andi Arief menyebut ada 'setan gundul' dalam koalisi Prabowo-Sandi. Menurut Kivlan, justru Andi Arief sendiri adalah setan gundulnya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali