tirto.id - Beberapa bulan sebelum Piala Dunia 2010 diadakan di Afrika Selatan, Presiden FIFA saat itu, Joseph Blatter, mengatakan bahwa, “Trofi seberharga Piala Dunia patut disimpan dalam sebuah tas perjalanan yang elegan dan prestisius. Mulai sekarang, trofi tidak hanya dilindungi dengan keamanan mumpuni melainkan juga dikemas dalam gaya.” Tim FIFA mempercayakan penciptaan desain kemasan kepada Louis Vuitton (LV), produsen kotak penyimpanan atau trunk sejak tahun 1858.
Selain alasan reputasi, keyakinan FIFA memilih LV bertambah lantaran pada tahun tersebut rumah mode ini mempublikasikan iklan koper yang dibintangi Maradona, Pele, dan Zidane. Gambar pada iklan menunjukkan mereka sedang bermain tabletop football. “Mana ada fans sepakbola yang tidak memimpikan tiga pesepakbola ini main bersama? Kami bersyukur mereka bersedia jadi bintang dalam kampanye utama produk kami,” tutur Antoine Arnault yang saat itu menjabat sebagai kepala divisi komunikasi LV. Strategi Arnault memilih model iklan dan meluncurkannya jelang Piala Dunia membuat LV dapat durian runtuh.
Arnault menerima pesanan FIFA dengan senang hati. Sesungguhnya ia sudah menantikan formula kampanye baru di luar iklan produk dan sponsor acara. Permintaan FIFA menjawab harapan Arnault.
Kemasan piala didesain dan diproduksi di Asnières, kota di utara Paris yang jadi lokasi workshop serta tempat tinggal keluarga Vuitton dari tahun 1859. Dari sana, LV meladeni pesanan khusus dari konsumer di berbagai negara. Setiap tahun LV memproduksi 350 pesanan di tempat ini.
Ragam pesanan, di antaranya, kotak penyimpanan sikat gigi, rokok, boneka Barbie, hiasan pohon natal, hingga kemasan gitar Keith Richards. LV tidak terbuka soal kisaran harga dari benda pesanan khusus. Namun, sebagai gambaran, trunk seukuran kemasan gitar Keith Richards yang tersedia di berbagai toko dijual seharga $61.500.
Pesanan kotak penyimpanan itu dikerjakan oleh 200 perajin. Latar belakang mereka beragam, mulai dari tukang kayu, pekerja teknik mesin, hingga arsitek. Sebagian perajin trunk mendapat sertifikat Chevalier de l’Ordre des Arts et des Lettres dari pemerintah Prancis yang menyatakan bahwa mereka ahli dalam pembuatan dan pelestarian kotak penyimpanan.
Di workshop itu jarang terjadi penggantian perajin. Christine Chartier, salah satu pekerja di workshop berkata kepada The Wall Street Journalbahwa dirinya telah bekerja selama 35 tahun. Ia mengaku waktu tersebut masih terbilang singkat dibanding pekerja lain di sana.
Pada tahun 2010, kemasan trofi Piala Dunia digambar oleh seorang pria baya. Dengan pena merah, ia membuat sketsa miniatur trunk yang ukurannya disesuaikan dengan tinggi dan lebar piala. Video yang dilansir Louis Vuitton Resource Center menunjukkan tahapan pengerjaan kemasan, mulai dari pemotongan kayu sebagai rangka, pelapisan permukaan kotak dengan kulit dengan warna cokelat tua bermotif monogram khas LV, dan pemasangan kunci tumbler lock, sistem pengaman kemasan yang dibuat dan dipatenkan Vuitton pada tahun 1886.
Bagi LV, kemasan spesial tersebut harus ditunjukkan ke publik oleh sosok representatif yaitu model fesyen. Naomi Campbell jadi model pertama yang ditugaskan LV untuk "mendampingi" kemasan trofi Piala Dunia.
FIFA nampaknya puas dengan kerjasama tersebut. Kolaborasi dengan LV berlanjut sampai sekarang. Pada tahun 2014, Gisele Bundchen ditunjuk sebagai model produk kemasan trofi piala dunia yang diselenggarakan di Brasil. Ia tidak hanya tampil pada ajang Piala Dunia, tetapi juga tampil dalam iklan promosi kerjasama FIFA dan LV. Hal yang tidak dilakukan rumah mode tersebut pada tahun 2010. Pada saat Piala Dunia, Bundchen membuka kotak penyimpanan piala yang bentuk dan warnanya serupa dengan kemasan piala dunia empat tahun sebelumnya.
Tahun ini muncul kebaruan. Kemasan Piala Dunia berwarna abu-abu dan tampak berkilauan. Iker Casillas jadi orang pertama yang membawa kotak ke hadapan para penonton saat pembukaan piala dunia. Di tangan Casillas kotak terkesan tangguh dan maskulin.
Monogram kulit cokelat diganti dengan monogram titanium coated canvas. Bagian rangka yang biasanya berwarna emas, kini diubah menjadi abu-abu. Kotak tidak lagi harus dibuka dengan kunci. LV menerapkan sistem pengaman baru yang dibuat dari ruthenium, material berwarna abu-abu tua.
Desain kemasan terinspirasi dari koleksi aksesori terakhir desainer Kim Jones sebelum ia keluar dari jabatan direktur kreatif Louis Vuitton Men. Koleksi tersebut dipamerkan pada bulan Januari lalu. Jones menciptakan titanium trunks, kotak penyimpanan yang dibuat dari material pembuatan perhiasan.
“Material ini terbilang mahal. Di LV titanium pernah digunakan sebagai bahan tas penyimpanan kamera yang dilansir tahun 2013. Kemudian tim kembali menunjukkan material ini kepada saya karena mereka punya rencana untuk membuat koper. Material tersebut membuat produk nampak bersinar dan punya efek metalik. Saya pikir penggunaan titanium bisa membuat produk terkesan lebih mewah dan modern. Dari sana saya memutuskan untuk membuat trunk dari material tersebut,” kata Jones pada Love Magazine .
Tim desain kemasan Piala Dunia nampaknya masih percaya pada perkatan Jones. “Butuh waktu lebih dari dua tahun untuk mengeksplorasi material titanium. Penggunaan material ini akan jadi inspirasi,” kata Michael Burke, Chairman and Chief Executive Officer Louis Vuitton.
Kotak abu-abu itu tiba di Rusia mengunakan private jet. Tahun ini ia dijaga oleh Natalia Vodianova, model asal Rusia dan pasangan Antoine Arnalut, pemilik rumah mode ini. Kini trunk mini tersebut telah kembali ke negara asalnya bersama tim nasional Perancis. Pernyataan congkak Burke terwujud, ‘Victory travels in Louis Vuitton’.
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti