Menuju konten utama

Keterisian Rumah Sakit di Sumsel Sudah Turun Hingga 44 Persen

Keterisian rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 di Sumsel tersisa 44 persen per Rabu (18/8/2021), menurun jauh dibandingkan empat pekan sebelumnya.

Keterisian Rumah Sakit di Sumsel Sudah Turun Hingga 44 Persen
Pengendara melintas di Jalan Jenderal Sudriman dengan latar videotron bertuliskan Palembang zona merah COVID-19 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (3/5/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

tirto.id - Keterisian rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 di Sumatera Selatan tersisa 44 persen per Rabu (18/8/2021). Angka ini merupakan capaian paling rendah bila dibandingkan empat pekan lalu yang mengalami eskalasi mengkhawatirkan mencapai 98 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Lesty Nurainy mengatakan, secara berangsur-anggsur keterisian rumah sakit di Sumsel mulai menurun beriringan dengan kasus konfirmasi positif COVID-19 juga menurun.

Per Juli sampai awal Agustus rata-rata perhari kasus konfirmasi positif COVID-19 kumulatif dari 17 kabupaten/kota bisa mencapai 1.000–1.800 kasus perhari. Lalu pada Selasa (17/8), pihaknya mencatat sudah melandai hanya sebanyak 237 kasus.

“Jadi jumlah kasus ini (penurunan) mempengaruhi keterisian rumah sakit (Bad Occupancy Ratio) semakin membaik kondisi nya saat ini,” kata Lesty di Palembang, Rabu (18/8/2021) dilansir dari Antara.

Angka keterisian tersebut didapat dari 33 rumah sakit yang tersebar di Sumatera Selatan yang menyediakan fasilitas ruang ICU dan isolasi untuk pasien COVID-19.

Masing-masing untuk Kota Palembang ada 18 rumah sakit menyediakan 109 ruang ICU, Lubuk Linggau 13 ruangan, Prabumulih 16 ruangan.

Lalu Kabupaten Banyuasin 11 ruangan, Lahat tiga ruangan, Muara Enim 10 ruangan, Musi Banyuasin lima ruangan, Ogan Komering Ilir empat ruangan, dan Ogan Komering Ulu 10 ruangan dan total untuk fasilitas isolasi ada 2.751 ruangan.

“Total 44 persen atau 1.276 ruang yang terpakai dari 2.933 yang tersedia,” ujarnya.

Kondisi penyebaran COVID-19 di Sumatera Selatan diklaim terus membaik. Kata Lesty kondisi ini ditandai dengan kasus sembuh juga bertambah cukup signifikan yakni 497 kasus dengan total menjadi 44.568.

Jumlah kasus sembuh meningkat bila dibandingkan dengan dua pekan terakhir pasien sembuh dari COVID-19 rata-rata hanya 40-180 orang.

Termasuk saat ini ada peningkatan jumlah pemeriksaan sampel PCR yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) yakni dari 1.000 sampel jadi 3.000 sampel.

“Pemeriksaan sampel berlangsung cepat dan tidak ada pengendapan angka pun menyusut,”imbuhnya.

Namun yang perlu diseriusi dalam penanggulangan COVID-19 saat ini ialah menekan angka kasus kematian. Lantaran, kematian akibat COVID-19 bertambah 25 orang sehingga total mencapai 2.603 orang.

Ikhwal kematian ini, menurut Lesty, mayoritas disebabkan oleh penyakit bawaan atau komorbid misalnya penyakit jantung, paru-paru, diabetes melitus atau semacamnya sehingga penanganan akan semakin sulit.

“Jadi meskipun melandai, prokes tetap dijalankan bila sudah terpapar akan semakin beresiko terhadap orang tersebut,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BOR RUMAH SAKIT

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto