tirto.id - Pelukan dari orang tua untuk anaknya adalah suatu hal yang dapat membuat anak nyaman dan merasa terlindungi. Namun, mengapa bisa demikian? Berikut penjelasannya.
Tahun pertama bayi merupakan masa perkembangan yang penting, baik secara fisiologis maupun emosional.
Ini juga merupakan periode di mana bahasa verbal hampir tidak muncul, dan banyak yang tidak diketahui tentang bagaimana hubungan antara orang tua dan anak dibangun.
Sentuhan tampaknya memainkan peran penting dalam percakapan praverbal ini, dan para ilmuwan dari Toho University di Tokyo, Jepang, baru-baru ini menerbitkan hasil penelitian yang mengukur cara bayi merespons secara fisiologis saat digendong dan dipeluk.
Penulis pertama Sachine Yoshida mengatakan pada Medical News Today, “Seperti kebanyakan orang tua, kami senang memeluk anak-anak kami. Kita juga tahu bahwa anak-anak senang dipeluk oleh orang tuanya. Tapi yang mengejutkan kami, sebagai ilmuwan, adalah betapa sedikit yang kami ketahui tentang pelukan. "
Pelukan hangat yang dibangun dan diberikan orang tua sejak bayi baru lahir ternyata memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan anak. Berikut manfaatnya melansir Parenting for Brain.
Pelukan bantu anak tumbuh lebih cerdas
Sentuhan manusia sangat penting untuk pertumbuhan otak. Si kecil membutuhkan banyak rangsangan sensorik yang berbeda untuk perkembangan normal.
Kontak kulit, atau sentuhan fisik seperti berpelukan, adalah salah satu stimulasi terpenting yang dibutuhkan untuk menumbuhkan otak yang sehat dan tubuh yang kuat.
Di panti asuhan Eropa Timur, bayi jarang dipegang atau disentuh. Mereka sering menghabiskan 22 hingga 23 jam sehari di boks mereka.
Botol yang disangga digunakan untuk memberi makan mereka dan perawatan rutin dilakukan dengan interaksi manusia yang minimal.
Anak-anak ini sering menghadapi banyak masalah termasuk gangguan perkembangan kognitif dan keterlambatan perkembangan keterampilan motoric.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Genetic Psychology Monographs, para peneliti menemukan bahwa bayi yang dilembagakan yang menerima pelukan selama 20 menit tambahan stimulasi taktil (sentuhan) per hari selama 10 minggu memiliki skor lebih tinggi dalam penilaian perkembangan dibandingkan mereka yang tidak.
Mereka juga menemukan bahwa tidak semua jenis sentuhan bermanfaat. Hanya sentuhan pengasuhan seperti pelukan lembut yang dapat memberikan jenis stimulasi positif yang dibutuhkan otak muda untuk tumbuh dengan sehat.
Pelukan bantu anak tumbuh
Kontak fisik juga penting untuk pertumbuhan fisik anak. Para dokter telah menemukan bahwa ketika anak-anak dilarang melakukan kontak fisik, tubuh mereka berhenti tumbuh meskipun asupan nutrisi normal. Kondisi ini disebut gagal-berkembang.
Gagal berkembang adalah salah satu jenis kekurangan pertumbuhan. Kesehatan anak-anak yang menderita gagal tumbuh dapat ditingkatkan dengan memberikan sentuhan dan pelukan.
Salah satu alasan mengapa pelukan dikaitkan dengan pertumbuhan fisik adalah karena pelukan memicu pelepasan oksitosin, yang juga dikenal sebagai hormon cinta.
Hormon perasaan senang ini memiliki banyak efek penting pada tubuh. Salah satunya adalah stimulasi pertumbuhan.
Studi menunjukkan bahwa berpelukan dapat secara instan meningkatkan kadar oksitosin. Ketika oksitosin meningkat, beberapa hormon pertumbuhan, seperti faktor pertumbuhan seperti insulin dan faktor pertumbuhan saraf, juga meningkat. Hasilnya, sentuhan pengasuhan dari pelukan meningkatkan pertumbuhan anak.
Pelukan bantu anak tetap sehat
Pelukan dapat meningkatkan kesehatan dan membantu mempercepat penyembuhan. Oksitosin yang dilepaskan saat berpelukan merupakan hormon yang memiliki kekuatan luar biasa dan memberikan banyak manfaat bagi tubuh kita.
Misalnya, peningkatan kadar oksitosin dapat memperkuat sistem kekebalan dengan menurunkan kadar hormon tiroid dalam plasma dan mengurangi peradangan yang menyebabkan luka sembuh lebih cepat.
Oksitosin juga memfasilitasi dukungan sosial yang meningkatkan hasil dari berbagai kondisi terkait kesehatan.
Pelukan dapat menghentikan ledakan amarah
Pelukan baik untuk kesehatan emosional anak. Tidak ada yang bisa menenangkan balita yang mengamuk lebih cepat daripada pelukan erat dari orang tua.
Banyak orang tua khawatir bahwa memeluk anak yang membuat ulah berarti memberi penghargaan pada perilaku buruk dengan perhatian.
Tapi ternyata tidak. Memeluk seorang anak tidak sama dengan mengalah (yang mendorong perilaku buruk).
Memeluk tanpa menyerah berarti membantu anak belajar mengatur diri sendiri. Mengatur emosi seseorang seperti mengendarai mobil.
Di dalam tubuh, ada dua mekanisme terpisah yang mengontrol emosi. Cabang gairah dalam sistem saraf kita mempercepat emosi, sedangkan cabang yang menenangkan dapat menghentikan gairah.
Disregulasi emosi terjadi karena cabang gairah terlalu aktif dan cabang menenangkan kurang aktif. Dengan memeluk dapat mengaktifkan cabang menenangkan dan membuat anak tenang.
Pelukan bantu kontrol emosi anak
Saat lahir, sistem saraf anak belum cukup dewasa untuk mengatur emosinya. Balita yang memiliki emosi yang kuat sulit berhenti karena ini.
Selama kesusahan, tingkat tinggi kortisol dilepaskan beredar melalui tubuh dan otak. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama karena ketidakmampuan anak kecil untuk mengatur, tingkat racun hormon stres ini akan berdampak pada kesehatan anak, baik secara fisik maupun mental.
Inilah sebabnya mengapa orang tua hendaknya tidak membiarkan anak mengalami kehancuran emosional.
Studi menunjukkan bahwa paparan hormon stres yang berlebihan dapat membahayakan sistem kekebalan anak yang mengakibatkan lebih banyak penyakit.
Stres yang berlebihan memengaruhi memori dan kemampuan penalaran verbal di kemudian hari. Ini juga dapat menyebabkan depresi saat anak tumbuh di kemudian hari.
Pelukan dapat membantu anak untuk mengatur emosi mereka. Pelukan juga membantu anak menjadi lebih tangguh dengan mengurangi dampak negatif dari konflik.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti dari Universitas Carnegie Mellon meneliti dampak pelukan pada paparan konflik.
Sebanyak 404 orang diwawancarai setiap malam selama 14 hari berturut-turut tentang konflik dan pelukan yang mereka terima.
Mereka menemukan bahwa ketika dihadapkan pada konflik, individu yang mendapatkan lebih banyak pelukan tidak terlalu kesal.
Pelukan ternyata mampu memfasilitasi adaptasi positif terhadap konflik tersebut. Kemampuan beradaptasi secara positif terhadap tantangan merupakan elemen penting dalam membangun kontrol emosi pada anak.
Pelukan membuat anak bahagia
Pelukan meningkatkan sumber daya psikologis seseorang. Sumber daya psikologis, seperti optimisme, penguasaan, dan harga diri, mengacu pada perbedaan individu yang secara langsung dapat memprediksi kesehatan fisik dan psikologis.
Ketiga sumber daya ini saling terkait erat dan dapat menahan efek peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Oksitosin yang dilepaskan selama pelukan merupakan sumber daya yang membuat seorang anak merasa dicintai dan bahagia.
Pelukan tingkatkan hubungan orang tua dan anak
Pelukan meningkatkan kepercayaan. Kepercayaan sangat diperlukan dalam membangun hubungan interpersonal yang kuat.
Oksitosin mengurangi rasa takut, menerima risiko dan mempercayai orang lain untuk meningkatkan hubungan. Pada akhirnya anak dan orang tua memiliki ikatan positif yang semakin erat.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo