Menuju konten utama

Ketahui 6 Efek Samping Kebiri Kimia pada Pria dan Cara Kerjanya

Berikut ini informasi efek samping kebiri kimia pada pria dan cara kerjanya.

Ketahui 6 Efek Samping Kebiri Kimia pada Pria dan Cara Kerjanya
Ilustrasi kebiri kimia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kebiri kimia adalah tindakan memasukkan bahan kimia antiandrogen, baik melalui pil atau suntikan ke dalam tubuh laki-laki.

Menurut laman Sehat Negeriku Kemkes, kebiri kimia ini bertujuan untuk memperlemah hormon testosteron yang diproduksi di testikel.

Selain menjadi hukuman kepada para pelaku kekerasan seksual agar hasrat seksual dan fungsi seksual menurun, metode kebiri kimia ini, pada umumnya, menurut laman Healthline, juga kerap digunakan untuk mengobati kanker yang berkaitan dengan hormon, seperti kanker prostat.

Nama lain dari kebiri kimia ini adalah

  • Terapi hormon
  • Terapi supresi androgen
  • Terapi depresi androgen

Cara Kerja Kebiri Kimia

Kebiri kimia ini diberikan dengan memasukkan obat-obatan, suntikan, atau implan di bawah kulit. Sehingga zat kimia itu dapat memengaruhi kadar hormon.

Walaupun memang tidak ada perubahan langsung pada penampilan testis. Namun, seiring berjalannya waktu, testis mungkin akan makin menyusut dan semakin kecil, hingga seseorang itu tidak bisa merasakannya lagi.

Tujuan dari kebiri kimia ini adalah untuk menurunkan kadar hormon laki-laki, atau androgen.

Hormon androgen utama pada laki-laki adalah testosteron dan dihidrotestosteron (DHT).

Menurut penelitian pada 2012, sekitar 90 hingga 95 persen androgen diproduksi di testis. Sisanya berasal dari kelenjar adrenal.

Sementara itu, hormon pelepas-hormon luteinizing (LHRH) diproduksi dari kelenjar pituitari. Hormon ini akan memerintahkan testis untuk memproduksi testosteron.

Di situlah agonis LHRH berperan. Hormon-hormon ini akan bekerja dengan merangsang produksi hormon luteinizing (LH).

Itu sebabnya, ketika agonis LHRH dimasukkan ke dalam tubuh, bisa menyebabkan kadar testosteron meningkat.

Efek ini hanya bertahan beberapa minggu. Kemudian, ketika anti-androgen, seperti bicalutamide dimasukkan ke tubuh, maka level testosterone akan menurun.

Ketika kadar LH lebih tinggi, kelenjar pituitari akan berhenti memproduksi testosteron. Kelenjar itu akan berhenti memerintahkan testis untuk memproduksi androgen. Akibatnya, kadar testosteron juga akan semakin berkurang.

Beberapa agonis atau obat LHRH di antaranya adalah:

  • goserelin (Zoladex)
  • histrelin (Vantas)
  • leuprolide (Lupron, Eligard)
  • triptorelin (Trelstar)
Namun, kebiri kimia yang digunakan untuk pengobatan akan efektif bila dilakukan secara berkelanjutan.

Kebiri kimia ini diberikan tergantung pada obat dan dosisnya. Metode ini harus diulang paling tidak sebulan sekali atau setahun sekali.

Khusus untuk pengobatan pada kanker prostat stadium lanjut, dokter mungkin akan merekomendasikan antagonis LHRH sebagai gantinya.

Obat ini bekerja lebih cepat daripada agonis LHRH. Namun, tidak akan menyebabkan peningkatan kadar testosteron.

Beberapa antagonis LHRH ini di antaranya adalah:

  • degarelix (Firmagon), suntikan bulanan
  • relugolix (Orgovyx), pil harian

Efek Samping Kebiri Kimia

Untuk efek samping dari kebiri kimia ini, yaitu:

  1. Hasrat seksual makin berkurang atau bahkan makin menghilang;
  2. Muncul kelelahan;
  3. Penyusutan ukuran testis dan penis;
  4. Hot flashes atau sensasi rasa panas;
  5. Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan untuk ereksi;
  6. Muncul rasa nyeri di bagian payudara, selain itu akan mulai terjadi pertumbuhan pada jaringan payudara (ginekomastia).
Selain itu, kebiri kimia ini juga dapat memiliki efek jangka panjang, seperti:

  1. Osteoporosis atau pengeroposan pada tulang
  2. Glukosa atau kadar gula darah terganggu
  3. Depresi
  4. Infertilitas atau kemandulan
  5. Anemia
  6. Hilangnya massa otot
  7. Berat badan makin bertambah
Menurut penelitian pada 2013, efek samping dan komplikasi dari kebiri kimia ini makin lama akan makin meningkat.

Oleh karena itu, bila seseorang menjalani kebiri kimia atau terapi hormon, maka tergantung pada tujuannya, dokter mungkin akan memberikan rekomendasi terapi lainnya, terutama bila efek sampingnya sudah cukup membahayakan.

Baca juga artikel terkait KEBIRI KIMIA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno