Menuju konten utama

Ketahui 5 Tanda Gangguan Penyesuaian pada Seseorang Saat Pandemi

Mengenal adjustment disorder atau ganguan penyesuaian selama masa Pandemi Corona.

Ketahui 5 Tanda Gangguan Penyesuaian pada Seseorang Saat Pandemi
Ilustrasi kesehatan mental saat wabah Virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Gangguan penyesuaian atau adjustment disorder merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan gangguan fungsi sebagai respons langsung terhadap peristiwa kehidupan yang traumatis.

Gangguan penyesuaian (adjustment disorder) telah diakui oleh American Psychiatric Association dalam makalah berjudul "Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi ke-5: DSM-5."

Seperti dilansir dari Medical Daily, Senin (6/7/2020)yang mengutip American Psychiatric Association, trauma, stres, perubahan emosi dan perilaku adalah beberapa perubahan kunci yang diamati pada seseorang yang mengalami perubahan hidup yang menantang.

Insiden yang menekan biasanya terkait dengan masalah perkawinan, uang, pekerjaan dan bencana seperti gempa bumi atau banjir.

Pemicunya juga bisa menjadi tantangan berulang seperti kekerasan dalam rumah tangga dan kesulitan dalam bisnis.

Rata-rata, sekitar 5 hingga 20 persen pasien rawat jalan yang mendapatkan perawatan kesehatan mental didiagnosis dengan kelainan penyesuaian, demikian diwartakan Psychology Today.

Sebuah penelitian dilakukan berdasarkan respons dari 18.147 orang beberapa minggu setelah lockdown atau karantina diberlakukan di Italia.

Mereka diberi survei di internet, yang disebut International Adjustment Disorder Questionnaire, antara 27 Maret dan 6 April 2020. Dari para peserta, sekitar 4.092 atau 22,9 persen mengatakan mereka menderita kelainan penyesuaian.

Pekerjaan berlebihan di masa karantina dikaitkan dengan perkembangan gangguan, per studi.

Tanda Adjustment Disorder / Gangguan Penyesuaian

Berikut ini beberapa tanda utama yang harus diperhatikan jika merasa sulit untuk mengatasi perubahan yang disebabkan oleh pandemi (adjustment disorder):

1. Reaksi Terhadap Acara Terbaru

Penyebabnya haruslah peristiwa terbaru dan menjadi reaksi spesifik terhadap sesuatu yang baru saja dibuka. Kerangka waktu tiga bulan dari peristiwa traumatis digunakan untuk mengukur gejala gangguan.

Kondisi ii bukan memperburuk masalah kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya, yang tidak dianggap sama dengan gangguan penyesuaian. Duka normal dari kematian mendadak juga dapat dikacaukan dengan gangguan tersebut.

2. Perilaku Maladaptif

Kecemasan, depresi, pikiran untuk bunuh diri dan penyalahgunaan zat adalah beberapa reaksi yang tidak sehat.

Perilaku maladaptif seperti melanggar aturan, mengabaikan pekerjaan dan sekolah, serta mengisolasi diri secara sosial adalah gejala seseorang seputar dari peristiwa kehidupan yang traumatis. Ada rasa sakit dan nyeri yang bermanifestasi pada beberapa orang karena akumulasi stres.

3. Kegelisahan

Merenung terlalu banyak tentang aturan selama karantina dan dampak pandemi yang menyedihkan juga merupakan indikasi gangguan penyesuaian diri.

Orang-orang dengan gangguan ini juga khawatir tentang masa depan yang tidak pasti setelah pandemi.

4. Pola Kerja Tidak Sehat

Bekerja terlalu banyak atau terlalu sedikit dianggap sebagai tanda menderita kelainan penyesuaian di tengah pandemi.

Orang-orang seperti itu kehilangan minat dalam pekerjaan dan ingin melewatinya, sehingga tingkat kinerja yang menurun dapat mengikuti.

5. Kesulitan Berinteraksi Sosial

Terjadi konflik reguler saat mengkarantina orang adalah gejala. Menjadi lalai dari hubungan dan menyebabkan kekacauan interpersonal yang tidak perlu, juga menunjukkan gangguan penyesuaian.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN MENTAL atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH