tirto.id - Orang tua terkadang tidak sabar dan berteriak pada anak untuk membuat mereka mematuhi perintah dan larangan yang telah dibuat.
Namun seringkali terlupakan oleh orang tua bahwa teriakan yang ditujukan pada anak-anak akan memberikan efek jangka panjang negatif padanya.
Alasan orang tua berteriak pada anak adalah rasa frustasi dengan tingkah laku mereka yang dinilai nakal serta tidak patuh.
Untuk mendisiplinkan anak dalam waktu singkat, teriakan dan bentakan memang dapat membuat mereka menghentikan kenakalannya itu.
Meski demikian, sangat disarankan untuk orang tua tetap menahan diri sekuat tenaga agar tidak berteriak atau membentak anak, demi mencegah munculnya efek jangka panjang yang negatif tersebut.
Efek Jangka Panjang Sering Berteriak pada Anak
Merujuk Healthline, beberapa studi klinis mengungkap apa saja dampak buruk yang dapat terjadi pada anak-anak yang tumbuh dengan teriakan dan bentakan dari orang tua atau orang terdekat mereka.
Berikut ini penjelasannya:
1. Menyebabkan depresi
Mendapat teriakan atau bentakan akan membuat anak merasa sakit hati, takut, sedih, masalah psikologis yang mendalam hingga depresi yang terbawa hingga dewasa.
Pada sebuah studi terungkap adanya peningkatan masalah perilaku untuk remaja yang dimarahi, hingga muncul gejala depresi atau kecemasan.
Gejala ini dapat memburuk hingga kepada tindakan menyakiti diri sendiri, kecanduan narkoba dan peningkatan aktivitas seksual yang berisiko.
2. Memperburuk perilaku anak
Penelitian mengungkap bahwa teriakan orang tua sebenarnya menciptakan masalah yang lebih buruk di masa depan.
Mungkin saat ini teriakan akan menghentikan masalah kenakalan sejenak, akan tetapi perilaku mereka dapat memburuk dalam jangka panjang.
Laman Hermina Hospital menuliskan, anak dapat tumbuh jadi pendendam, pemarah, tertutup, dan tidak percaya diri.
3. Mengubah perkembangan otak
Berteriak sebagai cara pengasuhan dengan disiplin sebaiknya ditinggalkan karena hal itu dapat mengubah perkembangan otak anak.
Hal itu terjadi karena otak memproses informasi dan peristiwa negatif dengan cepat serta menyeluruh.
Dalam pemindaian otak dengan MRI, diketahui bahwa orang yang memiliki riwayat teriakan dan pelecehan verbal mengalami perbedaan pembentukan otak di bagian yang bertanggung jawab memproses suara dan bahasa.
4. Masalah kesehatan fisik
Stres pada masa kanak-kanak dapat memengaruhi kesehatan fisik di masa dewasa dan jangka panjang.
Hal itu terjadi karena apa pun pengalaman dan trauma yang dimiliki saat usia tumbuh kembang akan membentuk banyak hal, termasuk kesehatan tubuh.
5. Menyebabkan sakit kronis
Studi baru-baru ini mengungkap adanya relasi antara pengalaman negatif saat masih anak-anak dengan sakit kronis yang dialami.
Misalnya radang sendi, sakit kepala parah, masalah leher dan punggung serta penyakit nyeri kronis lain.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno